EBC Financial Group Kupas Perubahan Ekonomi Indonesia di Era Prabowo

EBC Financial Group (EBC) mengupas perkembangan ini, memberikan wawasan bagi para pelaku pasar yang menavigasi medan ekonomi Indonesia yang terus berkembang/ HO
Analis EBC mencatat bahwa sementara langkah-langkah fiskal ini dapat merangsang pertumbuhan jangka pendek, hal itu juga menimbulkan tekanan likuiditas jangka panjang di pasar obligasi.
Tahun pemilu 2024 menyaksikan perkembangan penting di seluruh pasar keuangan Indonesia, yang dibentuk oleh program belanja pemerintah baru dan strategi fiskal.
Pergerakan pasar ini menyoroti interaksi rumit antara strategi fiskal, keyakinan investor, dan kondisi ekonomi global.
Nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2024, didorong oleh kebijakan fiskal domestik dan faktor eksternal global.
Didukung oleh laporan terkini, analis di EBC memperkirakan bahwa rupiah masih berada di bawah tekanan depresiasi hingga awal tahun 2025, dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global dan perubahan kebijakan yang diantisipasi di negara-negara ekonomi utama.
Bank Indonesia, bank sentral Republik Indonesia, mengaitkan tekanan mata uang terkini dengan sikap agresif Federal Reserve yang berkelanjutan, yang telah memengaruhi arus modal di pasar negara berkembang seperti Indonesia.
Terlepas dari tantangan ini, intervensi Bank Indonesia, termasuk kehadirannya di pasar obligasi dan upaya stabilisasi valas, bertujuan untuk menjaga kepercayaan terhadap ketahanan mata uang.
Di pasar obligasi, pinjaman pemerintah untuk mendanai program sosial dan proyek infrastruktur yang ambisius telah mendorong perubahan dalam dinamika pasar obligasi.
Kepemilikan Bank Indonesia atas sekitar 25% pasar obligasi pemerintah telah menimbulkan kekhawatiran likuiditas di kalangan investor, dengan implikasi bagi stabilitas jangka panjang pasar utang.
Keterlibatan signifikan bank sentral mencerminkan upaya untuk mendukung prioritas fiskal, tetapi juga telah memicu diskusi tentang potensi tersingkirnya investasi swasta dalam surat berharga pemerintah.
Karena pemerintah Indonesia terus meminjam untuk membiayai inisiatif besar, pemantauan implikasi likuiditas ini akan menjadi penting bagi investor.