Desa Loa Janan Ulu Jadi Contoh Keberhasilan Penanganan Stunting di Kutai Kartanegara

Kolase Foto, Kepala Desa Loa Janan Ulu, Supariyo dan Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik saat meresmikan pengukuran dan intervensi stunting di Desa Loa Janan Ulu/ Foto: AVNMEDIA.ID
AVNMEDIA.ID - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berupaya maksimal menangani stunting dengan melibatkan DPMPD Kaltim dalam berbagai inisiatif.
Tingginya angka stunting tetap menjadi sorotan utama, mengingat konsekuensinya yang besar terhadap kualitas generasi mendatang.
Puguh Harjanto, Kepala DPMPD Kaltim, stunting adalah tantangan strategis yang tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, tetapi juga keberlanjutan generasi bangsa.
“Target kita adalah menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024,” ucapnya.
Puguh menegaskan bahwa risiko gangguan perkembangan fisik dan kognitif sangat tinggi pada anak-anak yang mengalami stunting.
Hal tersebut dapat berimbas pada kualitas SDM Indonesia di masa depan.
“Upaya dalam penanganan stunting harus dilakukan secara kolaboratif dan terintegrasi,” lanjutnya.
Desa Loa Janan Ulu, yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara, merupakan salah satu desa yang berhasil menangani masalah stunting.
Kepala Desa Loa Janan Ulu, Supariyo, mengungkapkan bahwa persoalan gizi buruk yang menyebabkan stunting menjadi prioritas utama dalam program desa.
Wilayah Desa Loa Janan Ulu mencakup 36 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 12.711 jiwa.
Ada 16 Posyandu dan 5 Posbindu yang aktif berperan dalam berbagai program kesehatan, termasuk dalam menangani kasus stunting di desa ini.
Dukungan penuh dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat membantu sembilan Posyandu di desa ini meraih piagam penghargaan dari Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, dan Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah.
Atas keberhasilan mereka dalam memastikan kehadiran balita mencapai 100 persen di Posyandu, penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi.
“Kami tetap berkomitmen untuk melanjutkan upaya pencegahan dan penanganan stunting, serta menjaga kesehatan ibu hamil dengan risiko tinggi melalui berbagai program dan kegiatan yang berkesinambungan,” terang Supariyo.
DPMPD Kaltim bersama desa-desa terus memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, Posyandu, dan masyarakat untuk mendukung program penurunan stunting. (adv)