Kukar Targetkan Swasembada, Distanak Perkuat Infrastruktur dan Dukungan Petani

SAWAH - Potret kawasan pertanian di Kukar. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) menetapkan pembangunan sarana dan prasarana (sapras) sebagai prioritas utama dalam program pertanian tahun 2025/ IST
AVNMEDIA.ID - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) menetapkan pembangunan sarana dan prasarana (sapras) sebagai prioritas utama dalam program pertanian tahun 2025.
Langkah ini diambil untuk mempercepat terwujudnya visi Kukar Idaman.
Dari total anggaran sebesar Rp216 miliar, sekitar Rp180 miliar dialokasikan ke sektor pertanian.
Sebanyak 70 persen dana tersebut digunakan untuk mendukung pembangunan irigasi, penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), distribusi pupuk, serta program penyuluhan bagi petani dan peternak.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa penguatan infrastruktur ini dirancang untuk meningkatkan hasil pertanian dan peternakan lokal.
“Fokus kami adalah mendorong produktivitas petani dan peternak dengan memperbaiki fasilitas pendukung mereka,” katanya.
Program-program tersebut disusun berdasarkan berbagai sumber masukan, mulai dari usulan kelompok tani, hasil reses DPRD, kunjungan lapangan, hingga musyawarah pembangunan tingkat daerah.
Di sektor peternakan, Taufik mengungkapkan bahwa Kukar masih menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi, yang sebagian besar masih bergantung pada daerah lain seperti Sulawesi, Bali, NTB, dan NTT.
Namun, untuk daging ayam dan telur, Kukar dinilai sudah mandiri secara produksi.
Pemerintah daerah juga terus berupaya meningkatkan populasi ternak melalui program bantuan dan pengadaan mandiri oleh masyarakat. Dalam waktu dekat, Kukar dijadwalkan menerima pengiriman sapi dari Bali dan Sulawesi untuk menyambut kebutuhan hewan kurban.
Tak hanya itu, subsektor hortikultura juga menjadi perhatian Distanak. Wilayah seperti Tenggarong Seberang, Samboja, Tenggarong, Kota Bangun, dan Sebulu ditetapkan sebagai pusat produksi sayuran yang memasok berbagai pasar di Kalimantan Timur.
“Kami ingin memastikan bahwa anggaran ini benar-benar dimanfaatkan secara tepat, langsung menyentuh kebutuhan petani dan peternak,” pungkas Taufik. (adv)