Indonesia Bidik Transaksi Karbon USD 1 Miliar di COP30, EBC Soroti Peluang dan Tantangannya
ILUSTRASI - Pemerintah menawarkan sekitar 90 juta ton kredit karbon dari berbagai proyek berbasis alam maupun teknologi. Indonesia memosisikan diri sebagai “jembatan hijau” bagi investor global, memanfaatkan kekuatannya sebagai negara pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia/ Pexels
Lokasi COP30 yang berada di tepi hutan Amazon memberikan momentum penting untuk meluncurkan Tropical Forests Forever Facility (TFFF), inisiatif baru yang dipimpin Brasil untuk mendukung perlindungan hutan tropis dunia.
Program ini terbuka bagi lebih dari 70 negara berhutan tropis dan menargetkan:
- kontribusi awal publik sebesar USD 25 miliar,
- potensi investasi lanjutan hingga USD 100 miliar dari sektor swasta,
- pembayaran tahunan sekitar USD 4 miliar,
- minimal 20% dana langsung dialokasikan untuk masyarakat adat dan komunitas lokal.
TFFF dirancang untuk menjaga ekosistem penting seperti Amazon, Hutan Atlantik, serta hutan di lembah Kongo dan Mekong.
Skema pendanaannya menawarkan model baru investasi berkelanjutan yang menggabungkan keuangan global dengan konservasi alam.
Indonesia memiliki peran signifikan dalam konteks ini. Hutan hujan tropis Indonesia mencakup 15% dari total hutan tropis global, sementara lahan gambutnya menyimpan 57 miliar ton karbon — lebih dari dua kali cadangan karbon minyak yang terbukti di Timur Tengah.
Potensi besar inilah yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu aktor utama dalam agenda pasar karbon dan keuangan iklim dunia. (jas)



