Indonesia Bidik Transaksi Karbon USD 1 Miliar di COP30, EBC Soroti Peluang dan Tantangannya
ILUSTRASI - Pemerintah menawarkan sekitar 90 juta ton kredit karbon dari berbagai proyek berbasis alam maupun teknologi. Indonesia memosisikan diri sebagai “jembatan hijau” bagi investor global, memanfaatkan kekuatannya sebagai negara pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia/ Pexels
Tanpa aturan yang jelas mengenai tambahan (additionality), keberlanjutan, dan pengurangan emisi nyata, perdagangan kredit karbon berisiko menjadi greenwashing.
“Tanpa roadmap pengurangan bahan bakar fosil, kredit karbon bisa menjadi instrumen pasar tanpa dampak emisi yang bermakna,” kata Hertz.
Program “Lindungi Amazon dengan Setiap Transaksi”
Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, EBC Financial Group meluncurkan inisiatif “Lindungi Amazon Melalui Setiap Transaksi.”
Melalui program ini, setiap transaksi yang memenuhi syarat akan dikonversi ke donasi bagi mitra konservasi hutan hujan Amazon — tanpa biaya tambahan bagi trader.
Program tersebut berpotensi memberikan dampak nyata, di antaranya:
- melindungi hingga 1.282 hektar hutan hujan,
- mengonservasi sekitar 875.641 pohon,
- mencegah hampir 294.871 ton CO₂ dari pelepasan ke atmosfer.
Inisiatif ini juga akan diperluas ke berbagai proyek konservasi global bersertifikasi tinggi, sesuai tren meningkatnya integrasi antara sektor keuangan dan keberlanjutan lingkungan.



