Cedera Tak Kunjung Pulih? Ahli Sebut Sumber Masalah Sering Ada di Saraf, Bukan Otot

DISKUSI - Acara DRI Community Day yang digelar oleh DRI Clinic di Bintaro, Kamis lalu (16/10)/ HO to Avnmedia.id
“Setiap tubuh itu unik. Kami menilai komunikasi otak, saraf, dan otot. Kalau salah satu tidak seimbang, hasil pemulihan tidak optimal,” jelasnya.
DRI Clinic menggunakan diagnostik modern untuk memantau kemajuan terapi pasien, termasuk kecepatan konduksi saraf, kekuatan otot, dan keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah perawatan.
Pencegahan Cedera dengan Pemeriksaan Saraf
Cedera bukan hanya masalah atlet. Pekerja kantoran, guru, hingga ibu rumah tangga bisa mengalami gangguan saraf akibat postur yang salah atau kebiasaan berulang.
“Duduk delapan jam di depan laptop tanpa jeda bisa membuat saraf tertekan, memicu nyeri punggung, bahu, atau kesemutan di tangan,” jelas Irca.
Pemeriksaan saraf secara berkala memungkinkan deteksi dini ketidakseimbangan tubuh yang berpotensi menyebabkan cedera.
Pemulihan yang Tepat, Bukan Cepat
Regenerasi saraf lebih lambat dibanding otot. Dr. Irca menekankan pentingnya pemulihan yang tepat, bukan sekadar cepat.
“Kalau dipaksakan terlalu cepat, cedera bisa kambuh. Pemulihan itu bukan sprint, tapi maraton. Yang penting bukan cepat sembuh, tapi pulih dengan benar.”
Prof. Nofi menambahkan, latihan bertahap penting untuk mencegah cedera. Kebugaran bukan hanya soal kekuatan otot, tetapi juga sinergi saraf dan otot.