Schneider Electric Cetak Rekor MURI, Tingkatkan Kompetensi Lebih dari 7.800 Instalatur Listrik Lewat Kampanye Gerakan Listrik Aman

PRAKTIK - Sesi Praktik Perakitan RCCB/ HO
Data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran DKI Jakarta mengungkap bahwa lebih dari 60 persen kebakaran bangunan dipicu oleh masalah kelistrikan.
Oleh sebab itu, penggunaan perangkat proteksi arus sisa (GPAS) atau RCCB (Residual Current Circuit Breaker) sangat penting untuk mencegah risiko sengatan listrik dan kebakaran.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menekankan pentingnya penerapan GPAS sebagai alat pengaman utama instalasi listrik rumah tangga. Pemerintah berupaya mensosialisasikan perangkat ini secara masif untuk mengurangi kecelakaan dan kerugian materi akibat risiko kelistrikan.
Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, menegaskan bahwa keselamatan kelistrikan harus dimulai dari instalasi yang tepat dan sesuai standar. Melalui pelatihan ini, Schneider Electric ingin memastikan instalatur listrik memahami fungsi penting GPAS dalam melindungi nyawa dan aset masyarakat.
Menurut Andre Purwandono dari MURI, pencapaian ini bukan sekadar angka, melainkan bukti kolaborasi antar sektor dalam memperkuat edukasi keselamatan kelistrikan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Produk proteksi GPAS Domae dari Schneider Electric hadir dalam dua varian sensitivitas, yakni 30 mA untuk perlindungan terhadap sengatan listrik dan 300 mA untuk mencegah kebakaran akibat arus bocor, sangat ideal untuk penggunaan di rumah dan apartemen. (jas)