Rekomendasi Investasi 4Q25 dari DBS: Strategi Ikuti Tren Pasar Global

Hou Wey Fook, Chief Investment Officer Bank DBS/ HO to Avnmedia.id
Risiko gagal bayar dapat meningkat jika tarif tinggi berlanjut dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Suku Bunga Global & Asia
Di AS, perubahan kebijakan The Fed menjadi perhatian utama, sementara ECB mendekati posisi netral dan BOJ menahan inflasi.
Di Asia, Tiongkok longgar, Indonesia dan Thailand akomodatif, Singapura melemah, sementara Korea melakukan ekspansi fiskal.
Mata Uang & Aset Alternatif
Mata Uang
Dolar AS diperkirakan melemah seiring kebijakan dovish The Fed. Euro (EUR) dan Dolar Australia (AUD) mendapat dukungan, sedangkan Pound (GBP) dan Yen Jepang (JPY) lebih lemah.
RMB menguat moderat, sementara SGD melemah terbatas.
Aset Alternatif
Saham swasta fokus pada operasional dan margin, kredit pribadi stabil dengan risiko rendah, dan hedge fund menawarkan imbal hasil tidak berkorelasi dengan pasar saham maupun obligasi.
Emas tetap menjadi pilihan lindung nilai terhadap inflasi, pelemahan USD, dan risiko geopolitik, dengan prediksi harga mencapai USD 4.450 per ons pada paruh pertama 2026.
Infrastruktur privat juga direkomendasikan karena memberikan arus kas jangka panjang yang terlindungi inflasi.
Strategi Taktis 4Q25 dari DBS CIO
- Obligasi – Pilih kredit IG berkualitas tinggi, hindari obligasi jangka sangat panjang.
- Saham – Tambah eksposur sektor teknologi AS, saham Asia kecuali Jepang, gunakan strategi barbell untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan nilai.
- Aset Alternatif – Perkuat portofolio aset riil, fokus pada emas dan infrastruktur privat.
- Diversifikasi – Lindungi portofolio dari risiko penurunan dengan eksposur ke emas, hedge fund, dan aset privat.
Rangkuman investasi 4Q25 menekankan strategi mengikuti tren pasar global, memanfaatkan pelonggaran moneter The Fed, optimisme AI, dan peluang pertumbuhan di Asia.
Diversifikasi lintas aset menjadi kunci melindungi portofolio dari risiko di tengah ketidakpastian fiskal dan ekonomi global. Investor disarankan menyeimbangkan saham, obligasi, dan aset alternatif untuk memaksimalkan potensi imbal hasil dengan risiko terkendali. (jas)