Rekomendasi Investasi 4Q25 dari DBS: Strategi Ikuti Tren Pasar Global

Hou Wey Fook, Chief Investment Officer Bank DBS/ HO to Avnmedia.id
AVNMEDIA.ID - Chief Investment Officer (CIO) DBS, Hou Wey Fook merilis panduan investasi untuk kuartal IV 2025, menekankan strategi mengikuti arah tren pasar global.
Laporan ini menyoroti peluang di saham, obligasi, mata uang, dan aset alternatif di tengah volatilitas ekonomi dunia dan ketidakpastian kebijakan moneter.
Kondisi Makro Ekonomi Global
Amerika Serikat (AS)
The Fed memulai penurunan suku bunga seiring tekanan politik dan pelemahan pasar tenaga kerja.
Meski demikian, aktivitas ekonomi yang kuat, risiko inflasi akibat tarif, dan kondisi fiskal yang memburuk dapat mendorong imbal hasil obligasi jangka panjang.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran atas kredibilitas The Fed dan stabilitas pasar keuangan.
Zona Euro
Pertumbuhan PDB Zona Euro diperkirakan melemah di semester kedua 2025, meski semester pertama naik menjadi 1,2%.
Permintaan domestik dan belanja pertahanan tetap menjadi motor utama pertumbuhan.
Siklus pemangkasan suku bunga ECB diperkirakan telah selesai, kecuali terjadi perlambatan tajam atau perubahan kebijakan fiskal mendadak.
Jepang
Jepang menghadapi hambatan ekspor meski konsumsi domestik tetap tangguh.
Stimulus fiskal moderat dan kenaikan suku bunga BOJ secara bertahap diperkirakan menopang pertumbuhan, meski ketidakpastian politik tetap menjadi faktor risiko.
Asia (selain Jepang)
Pasar obligasi Asia tetap menarik karena penurunan suku bunga lokal, kredibilitas bank sentral yang kuat, dan utang negara yang sehat.
Arus modal eksternal yang positif dan pelemahan dolar AS memperkuat momentum kawasan.
Rekomendasi Saham 4Q25
AS
Sektor teknologi tetap menjadi fokus investasi karena momentum kinerja yang kuat.
Sementara itu, sektor energi diturunkan ke peringkat underweight menyusul harga minyak yang rendah akibat rencana OPEC+ mengakhiri pemangkasan pasokan.
S&P 500 diperkirakan menghadapi valuasi tinggi dan hambatan tarif yang membayangi.
Eropa
Saham Eropa menarik untuk diversifikasi portofolio karena valuasi yang kompetitif dan kepemilikan rendah.
Meskipun 4Q25 diperkirakan terjadi kompresi margin akibat tarif dan penguatan euro, prospek pertumbuhan tetap solid, didorong oleh stimulus fiskal Jerman dan imbal hasil pemegang saham yang kuat.
Jepang
Reformasi tata kelola perusahaan, termasuk buyback saham dan M&A, mendukung peringkat saham Jepang.
Investor disarankan fokus pada sektor dengan permintaan domestik tangguh dan perusahaan terdorong reformasi.
Asia (non-Jepang)
Pasar Asia menawarkan valuasi menarik dan tema struktural yang positif.
Pergeseran modal dan kebijakan Tiongkok yang mendukung pertumbuhan memberikan peluang jangka menengah, sementara perlambatan di ASEAN ditopang stimulus fiskal dan moneter.

Kredit & Obligasi
Kredit Peringkat Investasi (IG)
Obligasi korporasi berkualitas tinggi tetap menarik, terutama yang berdurasi 2–3 tahun dengan rating A/BBB. Stimulus fiskal dan kebijakan pajak mendukung fundamental perusahaan.
Obligasi High Yield
Valuasi spread yang ketat membatasi kompensasi risiko.
Risiko gagal bayar dapat meningkat jika tarif tinggi berlanjut dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Suku Bunga Global & Asia
Di AS, perubahan kebijakan The Fed menjadi perhatian utama, sementara ECB mendekati posisi netral dan BOJ menahan inflasi.
Di Asia, Tiongkok longgar, Indonesia dan Thailand akomodatif, Singapura melemah, sementara Korea melakukan ekspansi fiskal.
Mata Uang & Aset Alternatif
Mata Uang
Dolar AS diperkirakan melemah seiring kebijakan dovish The Fed. Euro (EUR) dan Dolar Australia (AUD) mendapat dukungan, sedangkan Pound (GBP) dan Yen Jepang (JPY) lebih lemah.
RMB menguat moderat, sementara SGD melemah terbatas.
Aset Alternatif
Saham swasta fokus pada operasional dan margin, kredit pribadi stabil dengan risiko rendah, dan hedge fund menawarkan imbal hasil tidak berkorelasi dengan pasar saham maupun obligasi.
Emas tetap menjadi pilihan lindung nilai terhadap inflasi, pelemahan USD, dan risiko geopolitik, dengan prediksi harga mencapai USD 4.450 per ons pada paruh pertama 2026.
Infrastruktur privat juga direkomendasikan karena memberikan arus kas jangka panjang yang terlindungi inflasi.
Strategi Taktis 4Q25 dari DBS CIO
- Obligasi – Pilih kredit IG berkualitas tinggi, hindari obligasi jangka sangat panjang.
- Saham – Tambah eksposur sektor teknologi AS, saham Asia kecuali Jepang, gunakan strategi barbell untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan nilai.
- Aset Alternatif – Perkuat portofolio aset riil, fokus pada emas dan infrastruktur privat.
- Diversifikasi – Lindungi portofolio dari risiko penurunan dengan eksposur ke emas, hedge fund, dan aset privat.
Rangkuman investasi 4Q25 menekankan strategi mengikuti tren pasar global, memanfaatkan pelonggaran moneter The Fed, optimisme AI, dan peluang pertumbuhan di Asia.
Diversifikasi lintas aset menjadi kunci melindungi portofolio dari risiko di tengah ketidakpastian fiskal dan ekonomi global. Investor disarankan menyeimbangkan saham, obligasi, dan aset alternatif untuk memaksimalkan potensi imbal hasil dengan risiko terkendali. (jas)