Museum Kayu Tenggarong Dipoles Ulang, Disiapkan Jadi Pusat Edukasi Budaya Milenial

MUSEUM KAYU - Museum Kayu Tenggarong dan M. Saidar, Pamong Budaya Ahli Muda Disdikbud Kukar/ kolase oleh avnmedia.id
Penataan ulang koleksi juga dirancang agar lebih komunikatif dan menyentuh sisi emosional pengunjung.
Tidak hanya itu, Disdikbud Kukar juga sedang menyiapkan program unggulan bertajuk Festival Museum—sebuah ruang interaksi yang akan mempertemukan pengunjung dengan warisan budaya melalui pertunjukan seni, pameran tematik, hingga lokakarya kreatif.
“Kami ingin menciptakan suasana museum yang hidup, tempat yang bisa menginspirasi, bukan cuma dilihat sekali lalu dilupakan,” jelas Saidar.
Festival tersebut ditargetkan menjadi momentum penting dalam mengubah persepsi publik terhadap museum, dari tempat yang membosankan menjadi ruang yang menyenangkan, kolaboratif, dan terbuka untuk semua kalangan.
Revitalisasi Museum Kayu bukan hanya tentang membenahi bangunan dan koleksi, tetapi juga menanamkan kesadaran budaya di tengah masyarakat.
Pemerintah berharap, langkah ini bisa menjadikan museum sebagai simpul pembelajaran lokal yang tak kalah menarik dibandingkan destinasi wisata modern lainnya.
“Tujuan kami sederhana: museum harus menjadi tempat yang ramah bagi generasi sekarang. Tidak kaku, tidak membosankan, tapi justru hidup dan menginspirasi,” pungkas Saidar. (adv)