AVNMEDIA.ID -   Kemajuan teknologi keuangan yang semula dimaksudkan untuk mempermudah kehidupan masyarakat kini menghadapi tantangan serius.

Dompet digital seperti DANA rentan disalahgunakan untuk praktik ilegal, terutama judi online.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap, nilai transaksi judi online diprediksi mencapai Rp1.200 triliun hingga akhir 2025.

Fenomena ini tak hanya menjadi ladang tindak pidana, tapi juga menimbulkan dampak sosial-ekonomi yang signifikan di tengah masyarakat.

Sebagai respons atas situasi tersebut, DANA dan PPATK memperkuat kolaborasi melalui inisiatif bertajuk “Sinergi dan Kolaborasi Menjaga Ekosistem Keuangan Digital”, bagian dari Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (Gernas APU PPT).

Kolaborasi ini turut melibatkan Komdigi, Bank Indonesia, Kemenkopolhukam, akademisi, hingga media.

Dukungan Lintas Lembaga: Kolaborasi Jadi Kunci Hadapi Kejahatan Digital

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, menegaskan bahwa pendekatan konvensional sudah tidak cukup untuk menangani perjudian daring.

“Kami butuh sinergi kuat antara regulator dan pelaku industri. Kami apresiasi DANA yang proaktif melaporkan transaksi mencurigakan dan mengembangkan Fraud Detection System (FDS) untuk deteksi dini,” jelasnya.

DANA Perkuat Sistem Deteksi dan Literasi Digital

CEO & Co-Founder DANA Indonesia, Vince Iswara, menyebut bahwa pihaknya berkomitmen penuh dalam menjaga keamanan transaksi.

“Kami memperbarui parameter risiko berdasarkan tren judi online terbaru. Hasilnya, laporan transaksi mencurigakan dari DANA ke PPATK semakin menurun,” ujarnya.

Komdigi: Perjudian Online di DANA Turun 80 Persen

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, mengonfirmasi bahwa tingkat perjudian online di platform DANA telah turun drastis sebesar 80 persen, berkat kolaborasi yang konsisten antara DANA dan Komdigi.

Fraud Detection System (FDS) dan Smart Friction

DANA terus memperbarui sistem Fraud Detection System (FDS) untuk mengenali pola dan tren baru dari aktivitas judi online.

Tak hanya itu, fitur Smart Friction kini memungkinkan sistem mengintersepsi pengiriman dana ke pihak-pihak yang dicurigai melakukan aktivitas ilegal, sembari memberikan peringatan langsung kepada pengguna.

Komunikasi Aktif dengan Regulator

DANA secara berkala melakukan konsultasi dengan Bank Indonesia, guna memastikan pendekatan teknologinya tetap selaras dengan perkembangan industri sistem pembayaran nasional.

39 Ribu Situs Judi Online Telah Dilaporkan

Sejak 2020, DANA telah melaporkan lebih dari 39 ribu situs dan akun media sosial yang diduga memfasilitasi judi online kepada Komdigi.

Data ini diperoleh dari hasil pemantauan internal serta laporan pengguna.

Pemblokiran Akun dan Penindakan Lanjutan

Selain situs, DANA juga melaporkan ratusan ribu akun pengguna yang terindikasi terlibat judi daring untuk diblokir dan dicegah agar tidak berpindah ke platform keuangan lain.

Tak berhenti di situ, DANA turut menindaklanjuti lebih dari 1.000 akun yang ditemukan oleh patroli siber Komdigi, sebagai bentuk konsistensi menjaga kebersihan ekosistem keuangan digital.

Sinergi Menjadi Pilar Ketahanan Ekosistem Digital Nasional

Melalui kolaborasi lintas sektor, mulai dari PPATK, DANA, Komdigi, hingga Bank Indonesia, Indonesia terus memperkuat pertahanan terhadap ancaman kejahatan digital seperti judi online.

Dengan penguatan sistem teknologi dan literasi publik, diharapkan masyarakat semakin sadar dan terlibat aktif dalam menjaga keamanan transaksi digital untuk masa depan keuangan yang lebih sehat dan terpercaya. (jas)