Deretan Agensi K-Pop yang Dulu Papan atas, Kini Jadi "Nugu" dan Ada yang Tutup
_-_2025-06-04T194259.533.webp)
POTRET - Girls Day dan logo Dream T Entertaiment/ Foto: Kolase by AVNMEDIA.ID
2. MBK Entertainment
MBK Entertainment, yang sebelumnya dikenal sebagai Core Contents Media, adalah agensi hiburan asal Korea Selatan yang didirikan pada tahun 2007 oleh Kim Kwang-soo.
Agensi ini dikenal karena mengelola beberapa grup K-pop ternama seperti T-ara, DIA, dan Davichi.
Namun, perjalanan MBK Entertainment tidak lepas dari kontroversi dan masalah hukum yang akhirnya berujung pada penutupan agensi ini pada tahun 2022.
Salah satu kontroversi besar yang melibatkan MBK Entertainment adalah kasus manipulasi suara dalam program survival "Produce 101" musim pertama.
Pada Januari 2021, pendiri MBK Entertainment, Kim Kwang-soo, dan CEO PocketDol Studio, Park, dijatuhi denda sebesar 10 juta KRW setelah terbukti membeli sekitar 10.000 ID komputer ilegal untuk memanipulasi hasil suara demi mendongkrak peringkat peserta dari agensi mereka.
Setelah penutupan MBK Entertainment, pada tahun 2024, mantan eksekutif TS Entertainment mendirikan MBK Company dengan dukungan investor dari Filipina.
MBK Company bertujuan untuk merintis kembali karier di industri hiburan dengan mencari talenta baru dan membangun grup K-pop masa depan.
3. Dream T Entertainment
Dream T Entertainment merupakan agensi hiburan Korea selatan yang didirikan pada 2009 oleh Lee Jong-seok.
Pada awalnya, Dream T Entertainment dikenal karena mengelola grup populer seperti Girl's Day, MAP6, dan Jevice, serta artis solo seperti I'M dan MC Mong.
Namun, meskipun memiliki artis-artis berbakat, agensi ini menghadapi berbagai tantangan yang akhirnya berujung pada penutupan operasional mereka pada 30 Juni 2021.
Pada tahun 2013, Dream T Entertainment diakuisisi sepenuhnya oleh Imagine Asia (sebelumnya dikenal sebagai Wellmade Yedang), yang merupakan perusahaan hiburan besar di Korea Selatan.
Meskipun berada di bawah naungan perusahaan besar, Dream T Entertainment tidak mampu mempertahankan posisi kompetitifnya di industri hiburan yang sangat dinamis.
Salah satu keputusan penting yang diambil oleh Dream T Entertainment adalah akuisisi saham mayoritas YMC Entertainment pada tahun 2015, dengan Dream T Entertainment menguasai 80% saham dan Imagine Asia menguasai 39% saham.
Namun, meskipun memiliki portofolio artis yang kuat, Dream T Entertainment tidak mampu mengelola dan mempromosikan artis-artisnya secara efektif, yang berkontribusi pada penurunan popularitas mereka.
4. B2M Entertainment