Dekarbonisasi Industri Makin Mendesak, SUN Energy Dorong Solusi Terintegrasi untuk Daya Saing Nasional
[Ki - Ka] Robert Sweigart, Karina Darmawan, Sri Gadis Pari Bekti, E. Jefferson Kuesar/ HO to AVNMEDIA.ID
Energi Terbarukan sebagai Fondasi Transformasi
Dalam implementasi SIH, pemanfaatan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), menjadi langkah paling konkret.
Energi surya dinilai strategis karena mampu menurunkan emisi secara langsung, meningkatkan efisiensi biaya energi, serta memperkuat ketahanan pasokan listrik industri.
Data Kementerian ESDM mencatat kapasitas terpasang PLTS Atap nasional mencapai 495 MW per Juni 2025.
Tren ini menunjukkan meningkatnya minat sektor industri dalam mengintegrasikan energi bersih ke dalam operasional bisnis.
Dalam konteks tersebut, SUN Energy memperkuat perannya melalui pendekatan solusi terintegrasi.
Hingga 2025, perusahaan ini telah mengoperasikan lebih dari 300 proyek PLTS dengan total kapasitas terpasang lebih dari 240 MW, tersebar di lebih dari 50 sektor industri.
Proyek-proyek ini menghasilkan estimasi 322,3 juta kWh listrik bersih per tahun dan menurunkan emisi hingga 250,8 juta kg CO₂e per tahun.
Pertumbuhan kapasitas PLTS paling signifikan tercatat di sektor-sektor berintensitas energi tinggi seperti semen, FMCG, kertas, kemasan, elektronik, dan komponen otomotif, serta terkonsentrasi di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten—tulang punggung industri manufaktur nasional.
Dari Energi Surya ke Sustainability-as-a-Service
CEO SUN Energy, E. Jefferson Kuesar, menilai dekarbonisasi industri telah bergeser menjadi kebutuhan strategis bisnis.
Menurutnya, tekanan regulasi, pasar, dan rantai pasok mendorong industri untuk segera mengadopsi operasional rendah emisi.
Berangkat dari energi surya, SUN Energy mengembangkan ekosistem solusi terintegrasi yang mencakup PLTS industri dan komersial, Energy Storage System (ESS), pengelolaan air berkelanjutan, hingga elektrifikasi kendaraan operasional.



