Gelombang Baru Ekonomi Biru Indonesia: Peluang Investasi ESG, Inovasi Laut, dan Perdagangan Regional
FLYER - Dengan dukungan aset karbon biru, teknologi bioteknologi laut, dan akuakultur modern, Indonesia diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Asia Tenggara/ HO to Avnmedia.id
AVNMEDIA.ID - EBC Financial Group menyoroti bagaimana ekonomi biru Indonesia sedang memasuki era baru, yang menjanjikan peluang emas bagi investasi berbasis ESG, inovasi kelautan, dan penguatan perdagangan regional.
Dengan dukungan aset karbon biru, teknologi bioteknologi laut, dan akuakultur modern, Indonesia diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Asia Tenggara.
Indonesia dan Potensi Blue Carbon
Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa, Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadikan ekosistem laut sebagai penggerak ekonomi.
Ekosistem mangrove dan padang lamun seluas 3,4 juta hektar berperan penting dalam penyerapan CO₂, menyumbang 20% dari total mangrove global, dan membuka peluang bagi pasar karbon biru global.
Namun, untuk memaksimalkan potensi ini, diperlukan tata kelola yang kredibel, sistem pemantauan yang konsisten, dan perlindungan komunitas.
Struktur ini menjadi kunci agar blue carbon Indonesia bisa menjadi aset iklim yang bernilai di pasar global, sekaligus mendukung target dekarbonisasi investor dan perusahaan.
Bangkitnya Blue-Tech: Inovasi Kelautan dan Akuakultur
Produksi rumput laut Indonesia mencapai 10,8 juta ton pada 2024, naik 10,82% dibanding tahun sebelumnya, menyuplai 38% produksi global.



