Dari Blended Finance hingga Carbon Credit, Ini Cara Bank DBS Indonesia Dorong Keuangan Berkelanjutan
Jadi motor transformasi menuju ekonomi rendah karbon
SUSTAINABILITY FORUM - Bank DBS Indonesia melihat bahwa jalan menuju net zero tidak bisa dicapai dengan cara lama. Dunia butuh inovasi keuangan yang mampu menjembatani kebutuhan bisnis dan target keberlanjutan/ HO to Avnmedia.id
Bagi Bank DBS Indonesia, keberlanjutan bukan sekadar citra hijau.
Data dari Corporate Governance Institute menunjukkan bahwa perusahaan dengan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) yang baik cenderung memiliki risiko operasional lebih rendah dan loyalitas pelanggan lebih tinggi.
Helge menegaskan bahwa kini tidak ada lagi kompromi antara imbal hasil dan keberlanjutan.
“Kalau kita percaya perubahan iklim adalah megatren, maka mengintegrasikan aspek keberlanjutan ke dalam strategi bisnis justru akan membuat perusahaan lebih kuat dalam jangka panjang,” katanya.
Alam Adalah Aset Ekonomi
Helge juga menyoroti pentingnya Nature-Based Solutions (NBS) atau pembiayaan berbasis alam.
Berdasarkan laporan PwC, lebih dari 55% PDB global bergantung pada alam.
Namun, kurang dari 1% perusahaan memahami sejauh mana operasi mereka bergantung pada ekosistem.
Indonesia, dengan 20% hutan mangrove dunia, memiliki potensi besar untuk mengubah aset alam menjadi mesin ekonomi hijau.
Proyek seperti restorasi mangrove dan rehabilitasi lahan gambut bukan hanya menyerap karbon, tapi juga melindungi kawasan pesisir dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Kolaborasi Jadi Kunci
Transisi menuju ekonomi hijau tidak bisa dilakukan sendirian.



