5 Teori Menarik tentang Film 'Sore: Istri dari Masa Depan', Sore Sudah Meninggal?
Waktu Punya Peran Penting
.webp)
SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN - Sheila Dara dan Dion Wiyoko Pemain Film Sore: Istri dari Masa Depan, Simak Teori Fans Berikut (Foto: Instagram @sheiladaisha)
3. Takdir Jonathan Tetap Berakhir Tragis
Kalimat dari karakter Marko, yang menyebut bahwa masa lalu, kematian, dan penderitaan tak bisa dihindari, menjadi titik penting dalam salah satu teori yang menyatakan bahwa meskipun Sore kembali ke masa lalu, ia tak bisa menyelamatkan Jonathan dari takdirnya.
Delapan tahun setelah mereka bertemu, Jonathan tetap diprediksi meninggal dunia.
Hal ini membuat keputusan Sore menjadi emosional.
Alih-alih terus mencoba mengubah masa depan, ia memilih untuk menerima dan mencintai Jonathan sepenuh hati di waktu yang tersisa.
Ucapannya, “Istri kamu selamanya,” menjadi pernyataan cinta sekaligus perpisahan ataupun ungkapan kasih sayang yang tak terbatas.
Namun perubahan waktu pertemuan, dari awalnya di pernikahan kakak Jonathan, menjadi di pameran seni menimbulkan tanda tanya baru, mungkinkah perubahan kecil di masa lalu juga mengubah nasib mereka?
4. Makna Jam 8:25 yang Terus Diulang
Sepanjang film Sore: Istri dari Masa Depan, ada satu hal yang terus berulang, yakni Sore selalu bangun di ranjang Jonathan pada pukul 8:25 pagi.
Waktu di film Sore: Istri dari Masa Depan ini pun dianggap bukan sembarang angka.
Beberapa penonton Sore: Istri dari Masa Depan menyambungkannya dengan ayat-ayat dalam Alkitab, mengingat Yandy Laurens dikenal sebagai seorang kristiani.
Salah satu yang dikaitkan adalah Roma 8:25 yang berbunyi, “Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun".
Ayat ini mencerminkan kesabaran dan harapan Sore meski ia tak tahu akhir dari perjalanannya.
Sementara itu, Yohanes 8:25 menyebut, “Maka kata mereka kepada-Nya: 'Siapakah Engkau?’”
Kalimat ini dianggap mirip dengan reaksi Jonathan setiap pagi ketika ia terbangun dan bertanya, “Who are you?” kepada Sore.
Dari sini, angka 8:25 dinilai menjadi simbol spiritual sekaligus pengingat bahwa cinta, harapan, dan pencarian jati diri menjadi inti dari cerita mereka.