Vero Kenalkan MicroFluent, Inisiatif Terbaru untuk Tingkatkan Koneksi Influencer di Asia Tenggara

MICROFLUENT - Vero luncurkan Micro Fluent/ HO

“MicroFluent hadir sebagai ruang untuk menumbuhkan talenta-talenta baru—bukan hanya membuka kesempatan, tapi juga mendukung perkembangan, pembelajaran, dan komunitas.”

Peluncuran MicroFluent menjadi bagian dari upaya ekspansi Vero dalam kepemimpinan pasar influencer marketing.

Setelah meraih penghargaan Southeast Asia Influencer Marketing Agency of the Year 2024 dari Campaign Asia-Pacific, Vero terus memperkuat pendekatan berbasis cerita, strategi media organik, serta inovasi dalam menjawab tantangan industri yang semakin kompleks.

“Filosofi kami dalam pemasaran influencer adalah bahwa keberhasilan kreator dan brand akan tumbuh secara seimbang ketika influencer diberdayakan untuk membawa suara asli mereka ke dalam kampanye,” tutur Brian Griffin, CEO Vero.

“Semua program kami didasarkan pada prinsip ini—kami ingin memaksimalkan potensi para influencer secara bertanggung jawab, transparan, dan bermakna.”

Industri influencer marketing di Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh dua digit antara 2024 hingga 2028, dengan nilai pasar mencapai lebih dari USD 1 miliar dalam tiga tahun mendatang.

Di tengah tren peningkatan alokasi anggaran untuk kemitraan strategis, platform seperti MicroFluent menjadi semakin relevan dalam membangun ekosistem kreator yang profesional dan berkelanjutan di kawasan ini. (jas)

Related News
Recent News
image
Business Schneider Electric Cetak Rekor MURI, Tingkatkan Kompetensi Lebih dari 7.800 Instalatur Listrik Lewat Kampanye Gerakan Listrik Aman
by Adrian Jasman2025-05-26 15:40:38

Lebih dari 7.800 peserta dari lebih 15 asosiasi dan komunitas instalatur listrik mengikuti pelatihan instalasi kelistrikan hunian yang dilaksanakan serentak di 10 kota besar di Tanah Air.

image
Business TeamViewer Rilis TeamViewer ONE, Platform Digital Workplace Terpadu Berbasis AI
by Adrian Jasman2025-05-24 11:58:48

TeamViewer ONE dirancang untuk merespons kompleksitas operasional akibat sistem TI yang terfragmentasi, serta meningkatnya kebutuhan akan model kerja hibrida.