Tugu Tragedi Loh Sumber Disiapkan Jadi Wisata Sejarah Edukatif di Kukar

TUGU - Tugu Pembantaian di Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu/ IST
AVNMEDIA.ID - Sebuah monumen tajam menjulang di Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, menjadi saksi bisu peristiwa kelam masa penjajahan Jepang pada 1946.
Dikenal sebagai Tugu Pembantaian, lokasi ini kini tengah dipersiapkan untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah yang edukatif.
Pemerintah desa menggagas konsep revitalisasi kawasan ini agar tidak hanya menjadi tempat mengenang tragedi kemanusiaan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Camat Loa Kulu, Ardiansyah, menyampaikan bahwa akses ke tugu sudah memadai berkat proyek semenisasi, namun perawatan rutin masih menjadi kebutuhan utama.
“Aksesnya sudah bagus, tinggal dijaga dan dirawat. Ke depan kami dorong agar kawasan ini juga digunakan untuk kegiatan penting seperti peringatan Hari Kemerdekaan,” ujar Ardiansyah pada Jumat (13/06/2025).
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah desa dan instansi lain, seperti Dinas Pariwisata serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, untuk mendorong pengembangan destinasi ini secara berkelanjutan.
Langkah tersebut mendapat respon positif dari Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto, mengakui potensi besar wisata sejarah yang dimiliki Kukar, termasuk Tugu Pembantaian Loh Sumber.
“Wisata sejarah seperti ini penting untuk edukasi dan refleksi. Tentu butuh kerja sama semua pihak agar kawasan ini bisa dikenal luas dan memberi manfaat bagi masyarakat,” terang Arianto.
Ia juga menambahkan bahwa penguatan nilai-nilai sejarah melalui destinasi wisata bisa menjadi cara efektif untuk menanamkan semangat nasionalisme dan penghargaan terhadap masa lalu.
“Alhamdulillah, sudah mulai ada pihak yang tertarik mendukung. Kami dari Dispar bersama Disdikbud siap memberikan pendampingan,” tambahnya.
Dengan dukungan lintas sektor serta pengelolaan yang tepat, Tugu Pembantaian di Desa Loh Sumber berpotensi menjadi ikon wisata sejarah baru di Kukar—bukan hanya sebagai pengingat tragedi, tapi juga sebagai ruang belajar dan penguatan identitas lokal. (adv)