NARASUMBER - Potret Wakil Ketua Komisi IV Sri Puji Astuti. Kadinkes Samarinda Ismed Kosasih dan pihak pasien dugaan malpraktik/ kolase foto oleh Avnmedia.id
Diminta Dewan Lakukan Pendampingan untuk Dugaan Malpraktik di Samarinda, Dinkes Koordinasi dengan Pihak IDI
by Adrian Jasman 2025-05-12 10:14:00

Dia menambahkan bahwa proses audit medis internal saat ini tengah dilakukan oleh IDI dan DPRD, dan hasilnya akan menjadi dasar untuk menentukan langkah administratif selanjutnya.

Teknologi PACOCOP Mampu Ubah Air Laut Jadi Air Minum, Hadirkan Solusi Air Bersih Untuk Pulau Tihi-Tihi Bontang

Kolase Foto PACOCOP Alat Pengubah Air Laut Siap Minum dan Pulau Tihi-Tihi/AVNMEDIA.ID

AVNMEDIA.ID - Hingga saat ini, krisis air bersih masih menjadi masalah besar yang dihadapi banyak daerah di Indonesia.

Data dari UNICEF dan WHO pada tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan krisis air bersih tertinggi di dunia.

Di salah satu daerah di Kalimantan Timur, yakni Pulau Tihi-Tihi, Kota Bontang, warga setempat harus berjuang keras untuk memperoleh air bersih.

Dengan terpaksa, mereka harus membeli air sebanyak 40 liter seharga Rp30.000, belum termasuk biaya pengiriman, yang bisa memakan waktu hingga sepuluh hari.

Melihat kondisi tersebut, Noor Agustina, Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) dari DPMPD Kaltim, menekankan pentingnya penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk mengatasi masalah air bersih ini.

“Dengan kondisi geografis dan potensi alam yang dimiliki Indonesia, teknologi inovatif sangat dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,” ujar Noor Agustina.

Salah satu solusi inovatif muncul dari tim mahasiswa Universitas Mulawarman yang dipimpin oleh Filza Sigit Pratama.

Tim ini memperkenalkan ARTSINUM (Air Laut Siap Minum), sebuah teknologi desalinasi yang mengandalkan sistem PACOCOP (Parabolic Heat Concentration dan Controlled Photovoltaic).

Teknologi ini memanfaatkan sumber daya matahari yang melimpah di Pulau Tihi-Tihi, dengan potensi energi sebesar 4,5 kWh/m²/hari, serta sumber air laut yang tersedia.

PACOCOP bekerja dengan cara memusatkan panas dari matahari ke dalam boiler yang berisi air laut, memanaskannya hingga menguap, dan uap tersebut kemudian dikondensasikan menjadi air bersih.

Sistem ini juga dilengkapi dengan photovoltaic untuk menghasilkan listrik yang bersumberkan energi matahari, guna mendukung proses pemanasan elektrik.

PACOCOP adalah langkah awal menuju kemandirian air bersih masyarakat Pulau Tihi-Tihi,” ujar Filza Sigit Pratama dalam presentasinya.

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa air yang dihasilkan oleh sistem PACOCOP memiliki pH 6 dan tingkat konduktivitas listrik yang menurun drastis, dari 36 mS menjadi 400 µS sehingga memenuhi standar air bersih dari Kementerian Kesehatan.

Apalagi, PACOCOP mampu menghasilkan 1.300 ml air bersih dalam waktu tiga jam dengan efisiensi sistem mencapai 28,3%.

Dengan efisiensinya yang masih bisa ditingkatkan, alat ini sudah memberikan dampak positif signifikan.

Apabila PACOCOP diterapkan, biaya yang dikeluarkan diperkirakan dapat hemat hingga 14,31% dibandingkan metode pembelian air konvensional.

Meski investasi awalnya cukup besar, alat ini diperkirakan akan mencapai payback period dalam 472 hari.

Disampaikan pula oleh Filza bahwa timnya berencana mengembangkan PACOCOP lebih lanjut dengan menambahkan teknologi MPPT (Maximum Power Point Tracking) dan solar tracker untuk meningkatkan efisiensinya.

Mereka pun berharap untuk bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah dan sektor swasta guna memperluas implementasi teknologi ini.

“Kami berharap dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat agar PACOCOP dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat Pulau Tihi-Tihi, serta menjadi model inovasi untuk daerah lain yang menghadapi krisis air bersih,” tambah Filza.

Melalui hadirnya inovasi ini, masyarakat Pulau Tihi-Tihi dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan air bersih, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan air dari luar pulau. (adv)

Related News
Recent News
image
Advertorial Tingginya Rujukan dari Luar Daerah, DPRD Minta Layanan RS di Samarinda Ditingkatkan
by Adrian Jasman2025-05-23 17:19:00

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan bahwa data dari Dinas Kesehatan menunjukkan kontribusi signifikan dari pasien luar daerah

image
Advertorial Markaca Tegaskan Pentingnya Persetujuan Bangunan Gedung Sebelum Membangun
by Adrian Jasman2025-05-21 20:14:00

Ia menekankan pentingnya mematuhi aturan ini, terutama untuk wilayah yang rawan bencana seperti pinggir lereng gunung atau area perbukitan.