Respons Komisi III soal Pembangunan Pasar Pagi Samarinda yang Kembali Tertunda, Telan Anggaran Rp38 Miliar

Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar (Foto: AVNMEDIA.ID)
AVNMEDIA.ID - Pembangunan Pasar Pagi Samarinda kembali mengalami penundaan, yang membuat masyarakat semakin penasaran akan kelanjutan proyek tersebut.
Awalnya, proyek yang menelan anggaran Rp38 miliar ini direncanakan untuk uji coba pada April 2025.
Namun, sejumlah perubahan teknis dalam pembangunan membuat rencana tersebut harus ditunda hingga setelah Lebaran.
Kini, progres pembangunan pasar sudah mencapai 90 persen, dengan sebagian besar struktur utama dan pengecoran jalan telah selesai.
Akan tetapi, tahapan finishing terhambat karena adanya koordinasi yang belum tuntas terkait pembagian kios untuk sekitar 2.800 pedagang yang akan berjualan di pasar ini.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian dari Dinas Perdagangan mengenai pembagian kios yang akan diberikan kepada pedagang.
“Ini jumlahnya ribuan, butuh waktu untuk memastikan semuanya sesuai kesepakatan awal,” ujar Deni.
Selain masalah pembagian kios, desain awal proyek pasar juga mengalami sejumlah perubahan besar.
Perubahan desain ini mencakup akses langsung ke Masjid Raya dan normalisasi anak sungai di bawah pasar yang harus disesuaikan dengan revisi tata ruang.
“Perubahan ini berimbas pada banyak aspek, mulai dari jalur akses hingga sistem drainase. Semuanya harus ditata ulang agar tetap sesuai standar,” tutur Deni.
Sementara itu, proyek ini juga masih menunggu izin dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) terkait kelayakan konstruksi sebelum bisa dilanjutkan ke tahap operasional, yang memakan waktu antara satu hingga tiga bulan.
Masyarakat sudah menantikan dengan sabar pasar yang dijanjikan akan lebih modern dan nyaman dibandingkan pasar lama.
Deni menegaskan pentingnya agar izin segera dikeluarkan, mengingat tingginya harapan masyarakat terhadap pasar yang lebih baik.
“Kami dorong agar izin segera keluar, karena masyarakat sudah lama menantikan pasar ini bisa digunakan,” ucapnya.
Meskipun ada penundaan, Pemkot Samarinda tetap optimis bahwa pasar pagi akan beroperasi setelah Lebaran, asalkan masalah kios dan perizinan bisa segera selesai tanpa hambatan agar pasar dapat segera dinikmati masyarakat.
“Kalau pasarnya nyaman, pengunjung pasti lebih banyak. Lihat saja revitalisasi Tanah Abang, itu berhasil. Samarinda juga butuh ikon ekonomi baru seperti ini,” tutup Deni. (adv)