Laporan Terbaru SiteMinder: Wisatawan Indonesia Paling Eco-Conscious Secara Global

Rio Ricaro - Country Manager, Indonesia, SiteMinder/ HO
Saat berlibur, wisatawan dari Indonesia merupakan wisatawan kedua yang paling cenderung bekerja, dengan 66% berencana untuk bekerja - meningkat 13% dari tahun ke tahun, peningkatan terbesar di seluruh dunia. Hanya wisatawan Thailand (68%) yang lebih cenderung bekerja dari jarak jauh, jauh melampaui rata-rata global (41%) serta rata-rata Amerika Utara (34%) dan Eropa (31%).
Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berencana untuk bekerja selama perjalanan mereka berikutnya, 78% berniat untuk menghabiskan “sebagian besar” (44%) atau “cukup banyak” (34%) waktu mereka di hotel - jauh di atas rata-rata global sebesar 51% dan berada di urutan kedua setelah wisatawan dari India (80%).
Terakhir, berbagai acara juga akan menjadi motivasi utama untuk melakukan wisata pada tahun 2025 bagi wisatawan Indonesia. Sembilan puluh tiga persen lebih cenderung melakukan perjalanan untuk sebuah acara dibandingkan dengan 12 bulan yang lalu, dengan konser dan festival musik (46%), reuni dan perayaan keluarga (41%), dan acara olahraga (32%) sebagai alasan utama untuk melakukan perjalanan.
Rio Ricaro, Country Manager untuk Indonesia di SiteMinder, menuturkan, “Bagi para pelaku bisnis perhotelan, menangani preferensi yang terus berkembang ini membutuhkan lebih dari sekadar beradaptasi dengan tren; hal ini membutuhkan pemahaman yang tepat mengenai perubahan perilaku yang terlihat dari munculnya ‘sang Ekawisatawan’, yang berkisar antara keputusan yang impulsif dan penuh pertimbangan, antara bekerja dan berekreasi, serta memiliki demand yang jelas untuk kontrol.”
“Salah satu sorotan utama adalah bahwa wisatawan Indonesia semakin memilih akomodasi yang ramah lingkungan dan merencanakan anggaran yang lebih besar, hal ini mencerminkan pergeseran ke arah perjalanan yang lebih bijaksana dan eksploratif. Insight berbasis data, seperti yang disediakan oleh riset ini, menjadi semakin penting bagi para pelaku bisnis perhotelan seiring dengan perubahan kebiasaan wisatawan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, mereka dapat mengantisipasi kebutuhan para tamu sekaligus menawarkan pengalaman menginap yang senantiasa mereka cari.” pungkasnya. (jas)