Kerja Sama Rupiah–Yuan Jadi Langkah Baru Indonesia Jaga Stabilitas Ekonomi – Wawasan EBC Financial Group
.webp)
KESEPAKATAN - Kesepakatan Yuan-Rupiah antara Indonesia dan Tiongkok senilai USD 160 M di 2025 jadi langkah de-dolarisasi yang mengubah wajah finansial ASEAN/ HO
Di balik langkah ini, ada arus kuat yang tengah menggiring kawasan ASEAN menuju integrasi ekonomi yang lebih dalam dan mandiri.
Perdagangan Tiongkok–ASEAN sepanjang Januari hingga April 2025 tercatat menembus 2,38 triliun Yuan, setara sekitar USD 330 miliar, naik 9,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ini menjadi bukti konkret bahwa kerja sama ekonomi kawasan tak sekadar bertahan, tapi berkembang pesat.
Kesepakatan pembaruan dalam kerangka CAFTA 3.0 (China–ASEAN Free Trade Area) memperluas cakupan kerja sama ke sektor ekonomi digital dan hijau—dua poros pertumbuhan baru yang jadi andalan masa depan.
Di saat dunia dilanda ketidakpastian, ASEAN membentangkan jalur baru perdagangan dan investasi yang lebih tahan guncang. Pertemuan ASEAN–GCC–Tiongkok di Kuala Lumpur pun menambah bobot arah baru ini.
Meski tak secara gamblang menyebut "pasca-dolar", langkah-langkah yang diambil menunjukkan upaya kolektif merintis ekosistem keuangan yang lebih tangguh dan terdiversifikasi.
Seperti yang dicatat Barrett, " Indonesia tengah membangun cetak biru diversifikasi moneter. Mata uang lokal (LCS) bukan sekadar kerja sama teknis, tapi jalan baru bagi negara berkembang untuk keluar dari ketergantungan pada satu mata uang global." (jas)