Jemput Bola ala Disdukcapil Kukar: Ribuan Anak Kini Punya Akta dan KIA Lewat Layanan Door-to-Door

WAWANCARA - Kepala Disdukcapil Kukar, Muhammad Iryanto/ IST
AVNMEDIA.ID - Tak lagi menunggu antrean panjang di kantor, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kutai Kartanegara (Kukar) kini hadir langsung di depan pintu rumah warga.
Dengan strategi jemput bola yang dimulai awal Januari 2025, Disdukcapil menerapkan layanan door-to-door layaknya sensus penduduk.
Kepala Disdukcapil Kukar, Muhammad Iryanto, menyebut pendekatan ini sebagai langkah revolusioner untuk mendekatkan layanan administrasi kependudukan kepada masyarakat.
Sasaran utamanya adalah anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak (KIA).
“Tim kami turun langsung ke lapangan, menyisir rumah demi rumah, berdasarkan data dari pusat. Kami ingin pastikan semua anak tercatat,” ujar Iryanto pada Rabu, 9 April 2025.
Langkah ini terbukti efektif. Di Kecamatan Muara Jawa saja, dari target lebih dari 1.200 anak, ditemukan sekitar 900 anak belum memiliki dokumen resmi. Dalam waktu hanya tiga hari, tim Disdukcapil bersama ketua RT dan aparat desa berhasil mendatangi setiap rumah.
Tak sedikit tantangan yang dihadapi. Medan berat, jalan rusak, dan hujan deras tidak menyurutkan semangat para petugas. Mereka tetap melaksanakan tugas, lengkap dengan jas hujan dan kendaraan roda dua untuk menjangkau pelosok.
“Kami ingin semua warga merasakan kemudahan layanan. Saat hujan pun, tim tetap bergerak. Ini bukan sekadar tugas, tapi tanggung jawab,” tutur Iryanto.
Yang membuat program ini unik adalah prosesnya yang praktis dan humanis. Tak perlu fotokopi berkas, warga cukup menunjukkan dokumen asli seperti buku nikah, kartu keluarga, dan surat kelahiran. Bahkan, seorang ibu yang sedang memasak bisa langsung dilayani tanpa harus beranjak dari dapur.
Selain menyisir rumah, Disdukcapil Kukar juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan pondok pesantren untuk mempercepat perekaman data. Para kepala sekolah diajak berkolaborasi agar siswa punya waktu luang untuk mengurus dokumen kependudukan mereka.
Program inovatif ini kini menjadi perhatian di tingkat provinsi, karena dinilai efektif mempercepat pelayanan secara inklusif dan menyentuh langsung masyarakat hingga pelosok. Harapannya, metode ini bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.
“Kami ingin semua masyarakat, bahkan di wilayah paling jauh sekalipun, bisa merasakan kemudahan ini. Tidak ada yang tertinggal,” tutup Iryanto. (adv)