Gandeng Dinkes dan Mahasiswa, DPMPD Kaltim Galakkan Pencegahan Stunting di Upaya Penyediaan Air Minum yang Layak

Kolase Noor Agustina dan ilustrasi stunting/ Kolase avnmedia.id
AVNMEDIA.ID - Sanitasi dan ketersediaan air bersih turut menjadi faktor ada atau tidaknya kemunculan stunting di kalangan masyarakat.
Pada beberapa kejadian yang termonitor oleh Kementerian Kesehatan RI dan diterbitkan dalam bentuk jurnal, tunjukkan bahwa faktor air (sumber air minum tidak layak, pengolahan air minum), faktor sanitasi (penggunaan fasilitas toilet, perilaku open defecation, pembuangan tinja balita tidak pada jamban) berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia.
Hal ini juga menjadi perhatian pihak DPMPD Kaltim, terutama pada bidang kerja yang ada, yakni soal penyediaan air minum di tingkat desa/kampung.
Upaya dilakukan dengan menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes), BKKBN, dan lembaga terkait untuk memetakan desa-desa yang sudah memiliki akses air bersih berbasis PDAM dan desa yang masih menggunakan sumber air masyarakat.
“Kami mendata melalui KPSPAMS (Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) untuk melihat sejauh mana keberadaan fasilitas air bersih di desa-desa,' ucap Noor Agustina Penggerak Swadaya Masyarakat bidang IV DPMPD Kaltim.
Pendataan itu juga untu mengetahui kawasan mana yang masih belum mendapatkan pemenuhan air minum dengan standar yang ada.
"Data ini penting agar solusi yang diterapkan lebih tepat sasaran,” lanjutnya lagi.
Selain pendataan dan pemetaan, upaya juga dilakukan dengan melakukan sosialisasi bersama dengan kalangan mahasiswa/i ke desa-desa.
Termasuk mahasiswa/i dari Universitas Mulawarman, Samarinda.
Sosialisasi ini disampaikan Noor Agustina sudah dilakukan dalam dua tahun terakhir ini, yakni terkait bagaimana masyarakat mengelola penyediaan air minum mereka.
"Mereka juga membantu implementasi pengelolaan air bersih, baik melalui KPSPAMS maupun program sanitasi lainnya,” katanya. (adv)