Data Debt dan AI: Insight Accenture untuk Operator Telekomunikasi APAC
66% karyawan menghabiskan lebih banyak waktu bersihkan data
ILUSTRASI ARTIFICIAL INTELLIGENCE - Menurut laporan terbaru Accenture, data yang tersebar, terfragmentasi, dan tidak konsisten membuat perusahaan kesulitan mengambil keputusan strategis dan memaksimalkan potensi AI/ Foto: Pexels
“Sistem cerdas yang mampu mengelola jaringan secara proaktif dapat meminimalkan downtime dan meningkatkan layanan personal. Saat ini 63% operator global telah berinvestasi dalam AI agents, meski sebagian masih dalam tahap eksperimen," ujarnya.
Latar Belakang Survei dan Penelitian
Penilaian Accenture dilakukan melalui survei 2.000 eksekutif C-suite dan data scientist dari 1.998 perusahaan global dengan pendapatan di atas USD 1 miliar, termasuk 38 CSP di APAC.
Kesiapan AI dinilai dari 10 kapabilitas, mencakup kesiapan data, talenta, responsible AI, dan LLM operations.
Perusahaan dikelompokkan ke dalam empat tingkat kesiapan: Experimenting, Progressing, Fast-Followers, dan Front-Runners.
Hasil survei menegaskan bahwa operator telekomunikasi di APAC harus segera menuntaskan masalah data debt agar investasi AI mampu mendorong produktivitas, profitabilitas, dan inovasi layanan baru di pasar yang semakin kompetitif. (jas)



