Music Industry

Dari Kampus ke Panggung Nasional, 7 Band Indonesia yang Lahir di Lingkungan Mahasiswa

Lahir dari Kampus

MUSIK – Mocca, band Indonesia yang lahir dari kampus dan kini dikenal nasional/ Foto: IST

AVNMEDIA.ID - Sejumlah band besar Indonesia ternyata bermula dari ruang-ruang kampus

Lingkungan akademik yang penuh kreativitas menjadi tempat ideal bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat bermusik dan bereksperimen dengan karya mereka. 

Dari pertemuan antar mahasiswa, latihan di sela kuliah, hingga tampil di acara kampus, beberapa band ini justru menapaki jalan menuju industri musik nasional. 

Kini, nama mereka dikenal luas dan mewarnai sejarah musik Indonesia.

Berikut adalah beberapa nama band Indonesia yang lahir dari kampus:

1. Mocca

Mocca adalah band musik indie asal Bandung yang dibentuk pada tahun 1997 oleh dua mahasiswa.

Arina Ephipania dan Riko Prayitno, yang awalnya bertemu ketika sama-sama kuliah di Institut Teknologi Nasional (ITN) Bandung dan tergabung dalam sebuah band kampus.

Dua tahun kemudian, mereka bertemu dengan Indra Massad dan Toma Pratama juga rekan mahasiswa dari jurusan desain di kampus yang sama dan keduanya kemudian bergabung ke dalam Mocca secara bersamaan.

Debut resmi mereka di dunia musik dimulai melalui rilisan album My Diary pada tahun 2002 di bawah label independen FFWD.

Memuat lagu hits seperti “Secret Admirer” dan “Me & My Boyfriend” yang kemudian mengangkat nama mereka ke permukaan industri musik Indonesia.  

2. Project Pop

Project Pop adalah grup musik komedi asal Bandung yang terbentuk pada Juni 1996 sebagai generasi penerus P-Project.

Anggota awalnya berasal dari mahasiswa-mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katolik Parahyangan.

Sebelum dikenal sebagai Project Pop, asalnya dari kelompok Padhyangan (singkatan dari Padjadjaran dan Parahyangan) yang dibentuk sejak awal 1980-an untuk kegiatan seni dan komedi antar mahasiswa.

Nama Project Pop sendiri mulai menonjol lewat lagu-lagu yang jenaka, lirik yang akrab dengan kehidupan sehari-hari, serta perpaduan berbagai genre musik seperti pop, dangdut, rock, dan rap.

Walau album pertama mereka, Bakpia vs Lumpia (1996), kurang berhasil secara komersial, kebangkitan terjadi pada album Tu Wa Ga Pat tahun 2000 yang membawa mereka ke popularitas lebih tinggi. 

3. Payung Teduh

Payung Teduh adalah band indie asal Jakarta yang dikenal dengan aliran musik folk, keroncong, dan jazz. 

Band ini terbentuk pada akhir tahun 2007 oleh dua sahabat, Mohammad Istiqamah Djamad (Is) dan Comi Aziz Kariko, yang sebelumnya aktif sebagai pemusik di Teater Pagupon di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI). 

Keduanya sering bermain musik bersama di kantin kampus dan lingkungan sekitar UI, yang akhirnya mengarah pada pembentukan band ini.

Nama "Payung Teduh" diberikan oleh teman mereka, Chacha, seorang mahasiswa FISIP UI, yang merasa nama tersebut mewakili suasana musik yang mereka ciptakan.

Pada tahun 2008, Alejandro Saksakame (Cito) bergabung sebagai drummer, dan pada tahun 2010, Ivan Penwyn bergabung sebagai pemain gitarlele, melengkapi formasi band.

Payung Teduh dikenal dengan lirik-lirik puitis dan musik yang menenangkan, yang telah menarik perhatian banyak pendengar di Indonesia. 

4. The Adams

The Adams adalah grup musik indie rock asal Jakarta yang terbentuk pada tahun 2002 di lingkungan kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ). 

Awalnya, band ini dikenal dengan nama Lonely Band sebelum akhirnya berganti nama menjadi The Adams. 

Formasi awal band ini terdiri dari Ario Hendarwan (gitar, vokal), Bawono “Beni” Adhiantoro (bass), Martino “Tino” Runtuh Aku (gitar), dan Setyo Dwiharso (drum). 

Setelah beberapa perubahan personel, band ini dikenal dengan formasi Ario Hendarwan, Saleh “Ale” Husein, Gigih Suryoprayogo “Kiting” Setiadi, dan Pandu Fathoni.

The Adams dikenal dengan perpaduan musik power pop dan alternatif rock yang khas, dengan lirik yang puitis dan penuh makna. 

Mereka merilis album debut The Adams pada tahun 2005, diikuti oleh album V2.05 pada tahun 2006.

5. Padi

Padi adalah grup musik pop rock Indonesia yang dibentuk pada 8 April 1997 oleh lima mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya.

Awalnya, mereka bernama Soda, namun pada 8 April 1997, nama tersebut diganti menjadi Padi.

Nama "Padi" dipilih karena filosofinya yang menggambarkan kesederhanaan dan harapan agar musik mereka dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Album debut mereka, Lain Dunia (1999), sukses besar dengan lagu-lagu hits seperti “Mahadewi”, “Sobat”, dan “Begitu Indah.”

Kesuksesan ini diikuti oleh album Sesuatu yang Tertunda (2001), yang terjual lebih dari 2 juta kopi dan menjadi salah satu album terlaris di Indonesia pada masanya.

Setelah sempat vakum, Padi kembali aktif dengan nama Padi Reborn pada 2019 dan merilis single “Langit Biru.”

6. .Feast

.Feast adalah grup musik rock asal Jakarta yang dibentuk pada tahun 2012 oleh sekumpulan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. 

Awalnya, band ini hanya sebuah proyek musik di kampus, namun karena keunikan dalam menyampaikan pesan melalui lirik dan aransemen musik yang beragam, band ini menarik banyak perhatian.

Nama ".Feast" dipilih karena dua alasan, pertama, mereka suka bekerja sama dengan orang lain dalam membuat musik.

Kedua, mereka menganggap musik mereka adalah suatu perayaan atas tragedi, kemenangan, atau hal apapun.

Sejak terbentuk, .Feast dikenal dengan lagu-lagu yang mengkritik berbagai isu sosial dan politik di Indonesia, seperti terorisme dan kerusakan lingkungan. 

Album pertama mereka yang berjudul Multiverses dirilis pada 2017 dan menampilkan kolaborasi dengan musisi ternama.

7. The Upstairs

The Upstairs adalah band indie yang dibentuk pada 5 Oktober 2001 di Jakarta oleh Jimi Multhazam dan Kubil Idris.

Keduanya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan terinspirasi oleh band-band new wave seperti A Flock of Seagulls, Devo, Depeche Mode, dan Joy Division.

Band ini dikenal dengan gaya musik new wave dan post-punk yang kental, serta penampilan panggung yang enerjik dan penuh warna. 

Pada awalnya, mereka merilis EP berjudul Antahberantah pada tahun 2002 secara mandiri, yang kemudian diikuti oleh album debut Matraman pada tahun 2004. 

Album Matraman dianggap sebagai salah satu album penting dalam kancah musik independen Indonesia era 2000-an.

Seiring berjalannya waktu, The Upstairs mengalami beberapa perubahan formasi. 

Namun, Jimi dan Kubil tetap menjadi inti dari band ini. (naf)

Related News
Recent News
image
Music Lewati Kutukan 7 Tahun, 8 Grup K-Pop Ini Masih Eksis di Dunia Hiburan Korea Selatan
by Nayara Faiza2025-10-18 16:58:35

Delapan grup K-Pop berhasil melewati kutukan 7 tahun dan tetap bertahan di industri musik Korea

image
Music Deretan Penyanyi Perempuan Luar Negeri Suarakan Free Palestine, Ada Hayley Williams hingga Lorde
by Adrian Jasman2025-10-17 17:23:34

Deretan penyanyi perempuan dunia seperti Lorde hingga Hayley Williams serukan Free Palestine.