Ada Pendampingan Intensif Jelang Peluncuran Kopdes Merah Putih di Kukar

KOPDES MERAH PUTIH - Koperasi Desa Merah Putih di Kukar disiapkan pendampingan oleh dinas terkait/ IG @kopdes.merahputih
AVNMEDIA.ID - Jelang peluncuran program Koperasi Merah Putih, Dinas Koperasi dan UMKM Kutai Kartanegara (Diskop UMKM Kukar) tengah mempersiapkan pendampingan intensif bagi koperasi-koperasi peserta.
Pelaksana Tugas Kepala Diskop UMKM Kukar, Thaufiq Zulfian Noor, menyampaikan bahwa saat ini fokus utama adalah membantu proses penerbitan legalitas badan hukum koperasi sebagai langkah awal penguatan organisasi.
"Sejak 1 hingga 30 Juni kami fokus pada penerbitan legalitas dulu. Setelah launching nanti, kami lanjutkan pendampingan untuk pengembangan usaha koperasinya langsung di lapangan," kata Thaufiq, Kamis (26/6/2025).
Meski pendampingan secara resmi belum berjalan penuh, Diskop UMKM Kukar tetap membuka ruang konsultasi bagi koperasi yang datang sendiri untuk berkonsultasi.
"Setiap hari selalu ada koperasi yang datang membicarakan soal usahanya. Kami tetap memberi bimbingan walau belum dalam bentuk pelatihan resmi. Memang tidak mudah, tapi tetap bisa dijalankan," ujarnya.
Sementara itu, untuk pelatihan resmi, Thaufiq menyebutkan bahwa kegiatan tersebut masih menunggu dukungan pendanaan.
"Pelatihan resmi belum bisa dilaksanakan karena kami masih menyesuaikan anggaran. Pendanaan sedang kami refocusing sambil merancang kegiatannya," tambahnya.
Soal teknis peluncuran koperasi secara nasional, Diskop UMKM Kukar masih menanti arahan dari pemerintah pusat.
Thaufiq menekankan pentingnya penghematan anggaran jika acara dilakukan secara luring di kabupaten.
"Kami masih menunggu informasi dari kementerian soal format launching-nya. Kalau acaranya digelar di ibu kota kabupaten seperti Tenggarong tentu butuh biaya. Usaha belum jalan, tidak mungkin pakai biaya pribadi. Baru jadi ketua koperasi, sudah keluar uang, bisa protes duluan," ungkapnya.
Jika peluncuran dilakukan secara daring lewat Zoom, menurut Thaufiq, maka diperlukan kapasitas besar.
"Kalau melalui Zoom, kapasitasnya harus besar. Bisa sampai 80 ribu peserta ditambah dari kabupaten, kota, dan provinsi. Mungkin perlu kapasitas hingga 100 ribu peserta," tutupnya. (adv)