5 Film Tokoh Indonesia yang Wajib Kamu Tonton! Gie hingga Soekarno

FILM - Poster Film tentang Penokohan (Kolase: AVN Media)

AVNMEDIA.ID - Film biografi atau biopik selalu punya tempat istimewa di hati penonton, terutama ketika kisah yang diangkat adalah potret nyata perjuangan tokoh-tokoh inspiratif Indonesia.

Mulai dari dunia motivasi, olahraga, sains, hingga politik, layar lebar Indonesia telah banyak menghadirkan sosok-sosok luar biasa yang kisah hidupnya memberi makna lebih dari sekadar hiburan.

Lima film berikut ini tak hanya menyajikan perjalanan hidup penuh tantangan dan kemenangan, tapi juga menanamkan nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, serta cinta tanah air yang tak lekang oleh waktu.

Penasaran apa saja film biopik tokoh Indonesia yang wajib kamu tonton? Simak informasinya berikut!

1. Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2014)

Poster Film Merry Riana (Foto: Dok. MD Pictures)

"Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar" adalah film biografi inspiratif yang disutradarai oleh Hestu Saputra dan diadaptasi dari buku laris berjudul sama.

Dirilis pada tahun 2014, film ini menampilkan akting memukau dari Chelsea Islan, Dion Wiyoko, dan Kimberly Ryder.

Ceritanya diangkat dari kisah nyata Merry Riana, motivator ternama asal Indonesia yang sukses meraih satu juta dolar pertamanya di usia muda, tepatnya saat menempuh studi di Singapura.

Kisah dimulai di tengah gejolak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998.

Merry Riana (Chelsea Islan), yang baru saja lulus SMA, berencana mengungsi ke Singapura untuk tinggal bersama kerabat ayahnya.

Namun rencana itu tak berjalan mulus. Dalam perjalanan menuju bandara, keluarga mereka menjadi korban penjarahan dan kehilangan seluruh harta benda.

Dengan uang yang tersisa, orang tuanya hanya mampu membeli satu tiket pesawat, dan Merry Riana harus berangkat seorang diri.

Setibanya di Singapura, nasib kembali menguji Merry Riana.

Ternyata, kerabat yang hendak Merry Riana tuju telah pindah alamat.

Berbekal tekad kuat dan uang pas-pasan, Merry Riana harus bertahan hidup sambil mencari jalan untuk bisa kuliah.

Harapan muncul ketika Merry Riana bertemu kembali dengan Irene (Kimberly Ryder), teman lamanya dari media sosial, yang memberinya tumpangan tinggal di asrama.

Setelah berhasil lolos seleksi masuk perguruan tinggi, Merry Riana dihadapkan pada tantangan besar, yakni biaya kuliah sebesar 40.000 dolar Singapura.

Merry Riana bisa mengajukan pinjaman, tetapi harus memiliki penjamin.

Di sinilah Alva (Dion Wiyoko), mahasiswa senior sekaligus kenalan Irene, hadir dan bersedia membantu.

Namun perjuangan Merry Riana belum selesai. Demi membiayai kuliahnya, Merry Riana harus mengambil berbagai pekerjaan sekaligus.

Di tengah perjuangan beratnya, muncul benih-benih cinta antara Merry Riana dan Alva, yang membuat Merry berada dalam dilema, karena ia tahu Irene juga menyukai Alva.

Film Merry Riana tak hanya menghadirkan kisah sukses yang penuh inspirasi, tetapi juga menyoroti perjuangan, pengorbanan, dan kekuatan mimpi seorang perempuan muda yang tak menyerah pada keadaan.

2. Susi Susanti: Love All (2019)

Poster Film Susi Susanti: Love All (Foto: Dok. Damn! I Love Indonesian Movies)

"Susi Susanti: Love All" adalah film biopik penuh semangat yang mengangkat kisah hidup legenda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti.

Disutradarai oleh Sim F, film Susi Susanti: Love All resmi tayang pada 24 Oktober 2019 dan menghadirkan Laura Basuki sebagai pemeran utama.

Sejak usia 14 tahun, Susi Susanti telah jatuh cinta pada bulu tangkis.

Di bawah didikan pelatih tangguh Liang Chiu Sia dan dorongan kuat dari janji kepada sang ayah, Susi Susanti tumbuh menjadi atlet yang paling dicintai rakyat Indonesia.

Prestasinya mencapai puncak saat Susi Susanti mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas pertama untuk Indonesia di ajang Olimpiade Barcelona 1992.

Namun kisah Susi Susanti bukan hanya tentang kemenangan di lapangan.

Di tengah krisis ekonomi dan ketegangan sosial yang sempat melanda, terutama terhadap warga keturunan Tionghoa, film Susi Susanti: Love All memperlihatkan sisi kemanusiaan dan keteguhan Susi Susanti.

Susi Susanti membuktikan bahwa makna sejati dari kepahlawanan terletak pada keberanian untuk berkorban dan berdiri tegak bagi negeri, bukan semata-mata soal medali.

Penonton diajak mengikuti perjalanan panjang Susi Susanti dari kampung halamannya di Tasikmalaya, masa-masa keras di PB Jaya Raya, hingga perjuangannya di pelatnas PBSI bersama para legenda, seperti Ardy B. Wiranata, Hermawan Susanto, dan Sarwendah, di bawah asuhan pelatih legendaris Tong Sin Fu dan Liang Chu Sia.

Kisah cinta Susi Susanti dengan sesama atlet, Alan Budikusuma (diperankan Dion Wiyoko), yang kemudian menjadi pendamping hidupnya, turut memberikan warna dalam film Susi Susanti: Love All ini.

Momen-momen emosional dan bersejarah, seperti Olimpiade 1992, menjadi bagian tak terlupakan yang membentuk jati diri Susi Susanti sebagai ikon nasional.

Selain Laura Basuki dan Dion Wiyoko, film Susi Susanti: Love All ini turut dibintangi Lukman Sardi, Jenny Zhang, Rafael Tan, dan Nathaniel Sulistyo.

Diproduksi oleh Damn I Love Indonesia Movies bersama Oreima Films, East West Synergy, dan Melon Indonesia, film Susi Susanti: Love All menjadi persembahan istimewa untuk mengenang perjuangan, semangat, dan cinta seorang Susi Susanti untuk bangsa.

3. Habibie & Ainun (2012)

Poster Film Habibie & Ainun (Foto: Dok. MD Pictures)

"Habibie & Ainun" adalah film biopik penuh cinta yang digarap MD Pictures, mengangkat kisah nyata cinta sejati Presiden ke-3 Republik Indonesia, B. J. Habibie, dan istrinya, Hasri Ainun Besari.

Disutradarai oleh Faozan Rizal dan tayang perdana pada 20 Desember 2012, film Habibie & Ainun sukses menggugah emosi penonton lewat perjalanan cinta yang setia, dalam, dan penuh pengorbanan.

Film Habibie & Ainun ini menjadi bagian pertama dari trilogi besar karya MD Pictures, bersama dua sekuelnya, Rudy Habibie serta Habibie & Ainun 3.

Dibalut dalam genre drama biografi, film Habibie & Ainun menyatukan romansa dan sejarah dalam satu narasi yang menyentuh hati.

Dengan akting memukau dari Reza Rahadian sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun, kisah cinta mereka dibawa hidup di layar lebar.

Cerita film Habibie & Ainun dimulai dari sosok Rudy Habibie, insinyur jenius yang bermimpi besar membangun pesawat untuk menyatukan Indonesia.

Di sisi lain, Ainun adalah dokter muda yang tak hanya cantik luar dalam, tapi juga cerdas dan penuh kasih.

Meski dulunya Habibie tak tertarik pada Ainun saat masih duduk di bangku SMP, bahkan sempat menjulukinya “gula jawa”, takdir mempertemukan mereka kembali delapan tahun kemudian di teras rumah Ainun.

Pertemuan itu menjadi awal dari kisah cinta luar biasa. Mereka menikah, lalu berjuang bersama di negeri orang, Jerman.

Di sana, mereka saling menopang dalam mengejar impian, menghadirkan kebanggaan bagi tanah air lewat inovasi teknologi penerbangan.

Habibie & Ainun bukan sekadar film cinta, melainkan menjadi potret tentang komitmen, perjuangan, dan kehilangan.

Ketika Ainun jatuh sakit dan berpulang pada 24 Maret 2010, Habibie tetap memeluk kenangan dan cintanya dengan utuh, menjadikannya lambang cinta sehidup semati yang begitu abadi dalam sejarah dan hati rakyat Indonesia.

4. Gie (2005)

Poster Film Gie (Foto: Dok. Miles Films)

Dua dekade sejak perilisannya, film Gie kembali menyita perhatian publik.

Penayangannya ulang di MDTV pada 21 Maret 2025 membuat warganet, terutama pengguna platform X, kembali larut dalam semangat idealisme dan perjuangan yang tertuang dalam film Gie ini.

Diangkat dari buku harian legendaris Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie sendiri, film ini mengisahkan perjalanan hidup seorang aktivis muda keturunan Tionghoa dari Universitas Indonesia yang berani bersuara lantang melawan ketidakadilan di tengah arus gelap kekuasaan.

Berlatar era 1960-an, Gie digambarkan sebagai sosok yang jujur, kritis, dan nasionalis sejati.

Gie tak gentar mengkritik rezim Presiden Soekarno, hingga akhirnya menyaksikan peralihan kekuasaan ke era Orde Baru di bawah Soeharto, yang ironisnya tetap tidak luput dari sikap kritis Gie.

Bagi Gie, mencintai tanah air adalah menolak diam di tengah ketimpangan.

Tak hanya dikenal sebagai demonstran vokal, Gie juga pencinta alam sejati.

Gie turut mendirikan Mapala UI dan kerap menjadikan pendakian gunung sebagai pelarian spiritual dari hiruk-pikuk politik Jakarta.

Karakter Gie dihidupkan dengan sangat kuat oleh Nicholas Saputra, yang penampilannya menuai pujian hingga kini.

Film Gie ini juga diperkuat oleh aktor-aktor papan atas, di antaranya Sita Nursanti sebagai Ira, Wulan Guritno sebagai Sinta, Lukman Sardi sebagai Herman Lantang, Thomas Nawilis sebagai Tan Tjin Han, Tutie Kirana sebagai Nio, Robby Tumewu sebagai Soe Lie Piet, dan Indra Birowo sebagai Denny Mamoto.

Pertama kali dirilis pada 14 Juli 2005, Gie langsung mengukir prestasi dengan menyabet tiga penghargaan dalam Festival Film Indonesia 2005: Film Terbaik, Aktor Terbaik, dan Penata Sinematografi Terbaik.

Kini, potongan-potongan adegan emosional perjuangan Gie kembali berseliweran di linimasa media sosial, membuktikan bahwa semangat juangnya tetap relevan, menginspirasi generasi baru untuk tidak bungkam dalam menghadapi ketidakadilan.

5. Soekarno (2013)

Poster Film Soekarno (Foto: Dok. Dapur Film)

Disutradarai oleh sineas ternama Hanung Bramantyo, Soekarno menjadi film biopik yang menggugah, menyorot sisi heroik dan manusiawi dari sosok Presiden pertama Republik Indonesia.

Film berdurasi 137 menit ini diramaikan oleh jajaran aktor papan atas, seperti Ario Bayu, Maudy Koesnaedi, Lukman Sardi, dan Sujiwo Tejo, yang menjiwai peran-perannya dengan kuat.

Dirilis perdana pada 11 Desember 2013, film Soekarno mendapat sambutan hangat dengan rating 7,0/10 versi IMDb.

Dari segi komersial, film Soekarno juga menuai sukses besar dengan pendapatan mencapai USD 8,4 juta atau sekitar Rp124,3 miliar menurut Box Office Mojo.

Naskah film Soekarno ditulis oleh Ben Sihombing dan mengangkat perjalanan hidup Kusno, nama kecil Soekarno, yang kelak tumbuh menjadi tokoh revolusioner.

Karena sering sakit, sang ayah mengganti namanya menjadi Soekarno, dengan harapan sang anak tumbuh kuat layaknya ksatria pewayangan Adipati Karno.

Di usia muda, Soekarno telah mengguncang panggung perjuangan dengan pidatonya yang membara "Kita harus merdeka sekarang!".

Seruan itu menjadikannya sasaran kolonial, membuat Soekarno dipenjara karena dianggap menghasut.

Namun, semangat Soekarno tak padam, bahkan ketika diasingkan ke Ende dan Bengkulu.

Di Bengkulu, sejenak Soekarno beristirahat dari dunia politik.

Kemudian, di tengah sunyi pengasingan, Soekarno bertemu Fatmawati, gadis muda yang kelak menjadi pendamping hidupnya.

Sayangnya, perasaan itu muncul ketika Soekarno masih berstatus sebagai suami dari Inggit Ginarsih, wanita setia yang selama ini menemani perjuangannya dan usianya 12 tahun lebih tua.

Hati Inggit pun patah, namun ia memilih merelakan.

Ketika rumah tangga di ambang kehancuran, datanglah Jepang dengan ambisi Perang Asia Timur Raya.

Di saat banyak tokoh bangsa seperti Hatta dan Sjahrir curiga akan niat Jepang, Soekarno memilih berpikir strategis, mengubah penjajahan menjadi peluang untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Semangat perjuangannya kembali menyala, lebih besar dari sebelumnya. (apr)

Related News
Recent News
image
Film Para Artis Cantik Pernah Perankan Hantu, Siapa Dapat Gelar Ratu Horor Selain Suzzanna?
by April2025-06-15 15:04:20

Muncul nama-nama aktris yang dianggap pantas menyandang gelar 'Ratu Horor baru'. Siapa saja mereka? Yuk, simak rangkumannya di bawah ini!

image
Film Elio: Film Animasi Terbaru Disney-Pixar Tayang 18 Juni 2025, Siap Saingi Inside Out 2
by Irwan2025-06-14 13:51:05

Film animasi Elio tayang 18 Juni 2025, kisah anak Bumi jadi duta galaksi penuh karakter unik.