4 Smelter Nikel China di Indonesia Hentikan Produksi, Ratusan Pekerja Kena PHK

Smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara./dok. GNI
Smelter Nikel Asal China Setop Produksi, PHK Tak Terhindarkan
AVNMEDIA.ID - Dewan Penasihat Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Djoko Widajatno, mengungkapkan bahwa hingga semester pertama 2025, terdapat empat perusahaan smelter asal China di Indonesia yang menghentikan sebagian atau seluruh operasional produksinya.
Bahkan, satu di antaranya sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan pekerjanya.
“Setidaknya ada empat smelter besar di Indonesia yang menghentikan produksi, baik sebagian maupun total. Ada juga yang sudah mulai merumahkan pekerja,” kata Djoko melansir Kontan, Selasa (29/7/2025).
Daftar Smelter Nikel China yang Hentikan Produksi di Indonesia
Berikut adalah keempat smelter nikel yang menghentikan operasionalnya:
1. PT Gunbuster Nickel Industry (GNI)
APNI mencatat, lebih dari 15 dari total 20 lini produksi GNI telah dihentikan sejak awal 2024.
Bahkan, 25 dari 28 lini produksi yang terdampak berasal dari GNI.
2. PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS)
Sejak Mei 2025, ITSS telah menghentikan beberapa jalur produksi baja nirkarat dan jalur cold rolling, yakni proses pembentukan logam di bawah suhu rekristalisasi.
3. PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI)
Smelter yang beroperasi di Konawe ini disebut telah mengurangi kapasitas produksi, meskipun belum ada data resmi mengenai jumlah lini yang dikurangi.
4. PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (HNAI)
HNAI telah menghentikan operasional sejak 15 Juli 2025, dan mulai merumahkan 350 pekerja sejak 1 Juli 2025.
Sisanya menerima memo pemberhentian kerja per 15 Juli.
Apa Penyebab Penutupan dan PHK di Smelter Nikel?
Djoko menyebut, setiap smelter menghadapi tantangan yang berbeda:
- PT GNI: Harga nikel global yang anjlok, konflik sosial, dan biaya listrik tinggi.
- PT HNAI: Harga nikel turun dan permintaan pasar stagnan.
- PT ITSS: Tekanan oversupply dan lesunya pasar baja nirkarat dunia.
- PT VDNI: Transisi menuju teknologi smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan efisiensi kapasitas.
APNI Minta Pemerintah Turun Tangan
APNI mendesak pemerintah untuk mengambil langkah konkret guna menyelamatkan industri smelter nikel nasional.
Djoko menyarankan agar:
- Harga Patokan Mineral (HPM) disesuaikan dengan realita harga pasar global, khususnya ketika harga London Metal Exchange (LME) sedang jatuh.
- Kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) bijih nikel perlu ditegakkan agar suplai ke smelter domestik tetap stabil.
- Ekspor produk hilir nikel dibuka lebih luas ke pasar non-tradisional seperti India, Turki, UEA, dan negara-negara Afrika melalui perjanjian bebas bea atau kuota. (jas)