Skandal Match Fixing Liga Indonesia, Siapa Saja Dijatuhi Vonis? Ada Pelatih hingga Manajer!

POTRET - Pertandingan PSS Sleman vs Madura FC pada 6 November 2018 di Stadion Maguwoharjo (Foto: HO)
Sebagai akibatnya, pada Desember 2018, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi kepada PS Mojokerto Putra berupa larangan mengikuti kompetisi Liga Indonesia musim 2019.
Selain itu, Krisna Adi Darma dijatuhi hukuman larangan beraktivitas dalam kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI seumur hidup.
Liga 2 Perserang Serang
Pada tahun 2021, Perserang Serang menjadi sorotan akibat kasus dugaan pengaturan skor (match fixing) yang melibatkan beberapa pemainnya.
Manajemen klub, melalui manajer Babay Karnawi, melaporkan adanya upaya pengaturan skor dalam pertandingan Liga 2 2021, termasuk laga melawan RANS Cilegon FC, Persekat Tegal, dan Badak Lampung FC.
Laporan tersebut ditindaklanjuti oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI dengan menggelar sidang pada November 2021.
Pemain yang Dikenakan Sanksi:
1. Eka Dwi Susanto, dikenakan sanksi larangan beraktivitas selama 60 bulan, denda Rp30 juta, dan larangan memasuki area stadion selama 60 bulan.
Ia menjadi pihak yang pertama kali dihubungi oleh pihak luar untuk mengatur skor pertandingan.
2. Fandy Edy, menerima sanksi larangan beraktivitas selama 48 bulan, denda Rp20 juta, dan larangan memasuki area stadion selama 48 bulan.
3. Ivan Julyandhy, dikenakan sanksi larangan beraktivitas selama 24 bulan, denda Rp10 juta, dan larangan memasuki area stadion selama 24 bulan.
4. Ade Ivan Hafilah, mendapatkan sanksi larangan beraktivitas selama 36 bulan, denda Rp15 juta, dan larangan memasuki area stadion selama 36 bulan.
5. Aray Suhendri, dikenakan sanksi larangan beraktivitas selama 24 bulan, denda Rp10 juta, dan larangan memasuki area stadion selama 24 bulan.