Ranam Banua: Teater yang Menghidupkan Kembali Jiwa Hutan Kalimantan

PERTUNJUKAN - Elemen musik sape, puisi, dan teater musikal berpadu membentuk lanskap bunyi dan gerak yang menggugah/ HO to Avnmedia.id

AVNMEDIA.ID -  Sebuah pagelaran seni budaya bertajuk “RANAM BANUA” menghadirkan pengalaman estetis dan reflektif bagi masyarakat Samarinda.

Diselenggarakan oleh LPP RRI Samarinda bekerja sama dengan Tirtonegoro Foundation, pertunjukan ini menjadi simbol kolaborasi kreatif yang memadukan seni pertunjukan dengan pesan ekologis dan kemanusiaan.

Dengan kemasan dramatik berdurasi 90 menit, Ranam Banua menghadirkan dunia surealis di jantung hutan Kalimantan - ketika manusia, hewan, dan alam berkelindan dalam kisah tentang kehilangan dan pencarian identitas.

Hewan-hewan endemik seperti enggang, beruang madu, bekantan, monyet, dan buaya menjadi alegori dari alam yang resah, memanggil manusia agar kembali menyadari akar budayanya.

Rahmad Azazi Rhomantoro, selaku inisiator dan sutradara “Ranam Banua” dari Tirtonegoro Foundation, menuturkan bahwa pertunjukan ini lahir dari refleksi terhadap realitas sosial dan ekologis di Kalimantan Timur.

Ranam Banua bukan sekadar pertunjukan, melainkan ajakan untuk mengenali kembali suara bumi dan jiwa budaya kita. Ketika manusia lupa asalnya, alam yang akan berbicara,” ungkap Rahmad Azazi.

Kolaborasi antara Tirtonegoro Foundation dan LPP RRI Samarinda ini melibatkan puluhan seniman muda lintas bidang - penari, musisi, aktor, dan perupa -Nyang berproses secara intens selama beberapa minggu.

Elemen musik sape, puisi, dan teater musikal berpadu membentuk lanskap bunyi dan gerak yang menggugah.

RANAM BANUA - Sebuah pagelaran seni budaya bertajuk “RANAM BANUA” menghadirkan pengalaman estetis dan reflektif bagi masyarakat Samarinda.

 

Kepala RRI Samarinda dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif budaya ini.

“Melalui kegiatan seperti ini, RRI tidak hanya menjadi lembaga penyiaran, tetapi juga ruang perjumpaan kultural yang menghidupkan kembali semangat gotong royong dalam seni dan kebudayaan,” ujarnya.

Pertunjukan ditutup dengan adegan reflektif bertema Simfoni Hitam, menggambarkan titik balik kesadaran manusia terhadap kerusakan alam dan pentingnya harmoni baru.

Sorotan cahaya dan visual videotron yang dipadukan dengan musik live menghadirkan atmosfer teatrikal yang kuat dan menyentuh.

Melalui Ranam Banua, Tirtonegoro Foundation dan LPP RRI Samarinda mempertegas komitmen bersama untuk menjadikan kebudayaan sebagai ruang dialog dan pemulihan - antara manusia, alam, dan nilai-nilai luhur yang menjadi jiwa Kalimantan Timur. (***)

 

Related News
Recent News
image
Trending Erika Carlina dan Lina Mukherjee Hamil di Luar Nikah, Warganet Protes kepada Media: Lina Ditutupi, Giliran Erika Semua Simpati
by April2025-08-01 20:12:28

Perbedaan sorotan antara Erika Carlina dan Lina Mukherjee memicu berbagai pertanyaan warganet.

image
Trending Sejumlah Poin Klarifikasi DJ Panda Terkait Kehamilan Erika Carlina, Buka Suara soal Video Parodi Hamil
by April2025-07-30 20:56:33

Klarifikasi DJ Panda mengenai kehamilan Erika Carlina kini menjadi pusat perhatian publik.