Michelin Hadirkan Tribut Kuliner Berbasis Komposit Bersama Restoran Bintang Satu GOAT
KOLABORASI DI DAPUR - Chef Tan-Parkorn Kosiyabong beraksi bersama tim GOAT/ HO to Avnmedia.id
AVNMEDIA.ID - Michelin menghadirkan pengalaman kuliner yang tak biasa dalam rangkaian Asia Pacific Media Day 2025 melalui sebuah jamuan eksklusif yang memadukan inovasi teknologi dengan gastronomi kelas dunia.
Menggandeng GOAT, restoran Thailand peraih satu Bintang MICHELIN dari Bangkok, Michelin menyuguhkan sebuah “tribut kuliner” yang terinspirasi dari pengembangan bahan komposit.
Makan malam ini menjadi bagian dari inisiatif Michelin Beyond Performance, yang menyoroti bagaimana filosofi inovasi Michelin tidak hanya diterapkan dalam industri mobilitas, tetapi juga dapat diterjemahkan ke dalam pengalaman lintas disiplin, termasuk seni kuliner.
Inovasi Komposit Diterjemahkan ke Meja Makan
Menu yang dikurasi khusus oleh GOAT dirancang untuk merefleksikan karakter bahan komposit Michelin—kuat, fleksibel, dan inovatif.
Seperti halnya teknologi komposit yang menggabungkan berbagai material dengan sifat berbeda untuk menghasilkan performa unggul, hidangan GOAT menyatukan bahan lokal, teknik tradisional, dan pendekatan modern dalam satu perjalanan rasa yang berlapis.
Berbeda dari jamuan media konvensional, konsep ini menjadi pengalaman imersif yang jarang ditemui di Asia Pasifik. Michelin memadukan narasi teknologi mutakhir dengan eksplorasi gastronomi, menghadirkan perspektif baru tentang bagaimana inovasi dapat dirayakan secara kreatif.
GOAT dan Filosofi Transformasi Kuliner
GOAT dipimpin oleh Chef Tan-Parkorn Kosiyabong, sosok yang dikenal lewat interpretasi berani terhadap masakan Thailand.
Restoran ini mengusung filosofi transformasi—mulai dari pemilihan bahan, teknik memasak, hingga pengalaman bersantap secara keseluruhan.
Dalam acara ini, GOAT tampil di luar ruang makan utamanya di Bangkok, mencerminkan fleksibilitas dan kreativitas yang menjadi ciri khas restoran berbintang MICHELIN.
GOAT tercatat dalam MICHELIN Guide Thailand 2026 dengan Satu Bintang MICHELIN (2025 dan 2026), serta Green Star yang menandai komitmennya terhadap keberlanjutan.
“Konsep komposit memberi kami sudut pandang baru untuk menafsirkan ulang masakan Thailand. Setiap hidangan disusun berlapis, memadukan bahan dan teknik agar menghasilkan sesuatu yang lebih kuat dan ekspresif,” ujar Chef Kosiyabong dalam keterangan pers diterima redaksi Avnmedia.id
Menyusuri Wilayah Thailand Lewat Menu

Jamuan dimulai dengan tiga hidangan ringan yang disajikan saat resepsi, masing-masing merepresentasikan wilayah berbeda di Thailand:
- Nakhon Si Thammarat: Pomelo, asam jawa, dan bunga teratai dalam interpretasi ulang salad palmetto dengan sentuhan teknik acar.
- Surat Thani: Kari kepiting kuning yang diperkaya sour cream buatan rumah dan tiga bubuk rempah, menciptakan variasi profil rasa.
- Home: Hati bebek, pisang, dan semangka, sajian kecil dengan karakter rasa yang berani dan playful.
Hidangan pembuka dari Mae Hong Son menampilkan kombinasi busa ham, pipi babi, dan telur bebek, menghadirkan keseimbangan rasa asap, krim, dan umami khas wilayah pegunungan utara Thailand.
Hidangan Utama hingga Penutup
Untuk hidangan utama, GOAT menyajikan The South, olahan daging sapi Wagyu Thailand yang disajikan bersama nasi panggang, roti, dan beragam bumbu pelengkap.
Terinspirasi dari sarapan khas Thailand Selatan, hidangan ini memberi kebebasan kepada tamu untuk merangkai sendiri komposisi rasa—sebuah metafora langsung dari prinsip material komposit.
Makan malam ditutup dengan sajian penutup dari Prachin Buri, berbahan kelapa, pandan, dan nasi ketan.
Sederhana namun bermakna, hidangan ini menghormati warisan agrikultur wilayah timur Thailand dengan sentuhan manis yang menenangkan.

Komposit sebagai Bahasa Bersama Inovasi
Dalam dunia teknologi, komposit adalah gabungan dua atau lebih material dengan sifat berbeda untuk menghasilkan karakteristik unggul.
Michelin telah lama menerapkan prinsip ini, terutama dalam pengembangan ban berperforma tinggi.
Melalui kolaborasi dengan GOAT, konsep komposit diterjemahkan ke dalam bahasa kuliner—menghadirkan pengalaman yang lebih besar dari sekadar gabungan bahan-bahan di piring.
“Komposit dan pengalaman yang membawa perubahan adalah inti dari Michelin. Makan malam ini menunjukkan bagaimana prinsip inovasi dan kreativitas dapat diwujudkan menjadi pengalaman kuliner yang berkesan,” ujar Sheena Flannery, Direktur Komunikasi Michelin Asia Pasifik.
Jamuan ini menegaskan bahwa inovasi Michelin melampaui fungsi teknis, menjadi filosofi yang dapat dirasakan, dinikmati, dan dihayati—bahkan hingga ke meja makan. (jas)



