Jahe Merah Bintang Toedjoe Jadi Sorotan WHO-IRCH, Indonesia Dinilai Punya Potensi Herbal Global
Sebagai antiinflamasi, antioksidan, antibakteri & antidiabetes.
SINIAR - dr. Inggrid Tania (kiri), Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Indonesia dalam agenda siniar/ HO to Avnmedia.id
AVNMEDIA.ID - Indonesia kembali mendapat sorotan internasional atas potensi obat herbal.
Dalam kunjungan WHO–International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (IRCH) ke fasilitas PT Bintang Toedjoe, jahe merah Indonesia diapresiasi sebagai salah satu herba unggulan yang memiliki standar ilmiah dan kualitas global.
Menurut dr. Inggrid Tania, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Indonesia telah memiliki fondasi kuat untuk mengembangkan obat herbal modern.
“Ribuan tumbuhan telah dimanfaatkan sejak zaman nenek moyang. Farmakope herbal yang ada memungkinkan produk dipertanggungjawabkan secara ilmiah dari sisi keamanan, kualitas, dan khasiat,” jelasnya dalam sebuah siniar.
Jahe Merah: Khasiat dan Riset Modern
Jahe merah telah lama digunakan masyarakat lokal untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan vitalitas.
Penelitian modern menunjukkan kandungan gingerol, shogaol, dan zingerone berfungsi sebagai antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, serta antidiabetes.
Beberapa studi internasional bahkan membuktikan potensinya meredakan arthritis dan membantu mengontrol kadar gula darah.
Standarisasi dan Ekosistem Herbal Terpadu Jadi Kunci
Industri herbal Indonesia berkembang pesat, namun standarisasi dan ekosistem terpadu masih menjadi tantangan.
dr. Inggrid menekankan pentingnya integrasi dari hulu ke hilir: mulai dari pembenihan, budidaya, pascapanen, ekstraksi, hingga riset dan produksi.
Sistem ini memastikan traceability bahan baku sekaligus menjaga keberlanjutan industri.
“Mayoritas industri herbal di Indonesia belum memiliki ekosistem penuh. Ini yang perlu diperkuat agar daya saing global meningkat,” tambahnya.
Indonesia Menuju Farmakope Herbal Internasional
Kunjungan WHO–IRCH bukan sekadar agenda rutin, tetapi menjadi pengakuan atas potensi Indonesia dalam pengembangan obat herbal modern.
Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan WHO–IRCH ke-16, menampilkan kemajuan riset dan industri herbal, termasuk jahe merah yang dikembangkan PT Bintang Toedjoe.
Seluruh fasilitas perusahaan telah tersertifikasi CPOTB oleh BPOM serta ISO 9001, 14001, dan 45001, menunjukkan komitmen pada kualitas dan keberlanjutan.
Fanny Kurniati, Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, menegaskan, “Kami bangga jahe merah Indonesia diakui dunia. Dari kebun binaan hingga laboratorium berteknologi tinggi, semangat From Nature to Science selalu kami pegang untuk memastikan keamanan dan khasiat produk.”
Kunjungan WHO–IRCH menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat riset dan produksi obat herbal berstandar internasional.
Fanny menambahkan, “Dengan kekayaan hayati, tradisi pengobatan kuat, dan riset ilmiah yang berkembang, Indonesia siap menjadi pemain penting dalam pengembangan obat herbal dunia.”
(jas)



