Ini 14 Direksi KPC yang Terdaftar di MODI, Tak Hanya Adika Nuraga Bakrie
TL WEBSITE KPC - Tangkapan layar website Kaltim Prima Coal/ KPC
AVNMEDIA.ID - PT Kaltim Prima Coal (KPC), salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, tercatat memiliki 14 jajaran direksi dan komisaris dalam sistem resmi Mineral One Data Indonesia (MODI).
Nama Adika Nuraga Bakrie, putra dari Nirwan Bakrie atau keponakan dari Aburizal Bakrie bukan salah satunya.
Berdasarkan data MODI Kementerian ESDM, struktur pimpinan KPC jauh lebih luas dan melibatkan sejumlah tokoh nasional maupun internasional.
Status Izin dan Wilayah Operasi KPC
Dalam database MODI, KPC tercatat mengantongi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi Batubara dengan nomor: 90/1/IUP/PMA/2021.
Izin tersebut berlaku sejak 31 Desember 2021 hingga 31 Desember 2031, dengan luas wilayah tambang mencapai 61.543 hektare di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Komoditas utama yang dikelola adalah batubara.
Daftar Lengkap 14 Direksi dan Komisaris KPC
Berdasarkan data resmi MODI, berikut susunan pimpinan PT Kaltim Prima Coal yang mulai menjabat sejak 20 Agustus 2025 hingga 31 Desember 2031:
Jajaran Komisaris:
- Jinping Ma – Komisaris
- Jinendra Vardhaman Patil – Komisaris
- Sanjeev Churiwala – Komisaris
- Maringan M. Ido Hotna Hutabarat – Komisaris
- R.A. Sri Dharmayanti – Komisaris
- Adhika Andrayudha Bakrie – Komisaris
- Nalinkant Amratlal Rathod – Presiden Komisaris
Jajaran Direksi:
8. Yingbin He – Direktur
9. Arun Viswanathan – Direktur
10. Gautam Attravanam – Direktur
11. Muhammad Rudy – Direktur
12. Ashok Mitra – Direktur
13. Andrew Christopher Beckham – Direktur
14. Adika Nuraga Bakrie – Presiden Direktur
Susunan ini menegaskan bahwa kepemimpinan KPC bersifat multinasional, sejalan dengan skala operasional dan kepemilikan perusahaan.
Struktur Kepemilikan Saham KPC
Selain jajaran direksi, MODI juga mencatat komposisi pemegang saham PT Kaltim Prima Coal sebagai berikut:
- PT Bumi Resources Tbk (Indonesia): 25,004%
- PT Sitrade Coal (Indonesia): 26%
- Bhira Investment Ltd (Mauritius): 30,046%
- Mountain Netherlands Investments (Belanda): 19%
Komposisi ini menunjukkan keterlibatan investor domestik dan asing dalam pengelolaan salah satu tambang batubara terbesar di Tanah Air.
(jas)



