Imbas Saham Xiaomi Meroket, Lei Jun Jadi Orang Terkaya di China!
Ditaksir lebih dari 68 miliar USD

TEPUK TANGAN - CEO Xiaomo, Lei Jun, naik jadi orang terkaya di Tiongkok saat ini, usai saham Xiaomi meroket tajam/ IG @leijun_xiaomi
AVNMEDIA.ID - Harga saham Xiaomi Group (1810.HK) melonjak ke rekor tertinggi baru di angka 61,45 dolar Hong Kong, menjadikan pendiri sekaligus CEO-nya, Lei Jun, sebagai orang terkaya di Tiongkok saat ini.
Kenaikan ini melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada 27 Februari 2025, ketika saham Xiaomi sempat menyentuh 52 HKD sebelum terkoreksi di hari yang sama.
Kala itu, Lei Jun juga sempat menyandang status orang terkaya di Tiongkok, meski hanya untuk waktu singkat.
YU7 Jadi Pemicu Utama Lonjakan Saham
Salah satu pendorong utama kenaikan saham Xiaomi adalah keberhasilan peluncuran model kendaraan terbaru mereka, Xiaomi YU7, yang mencatat hampir 300.000 pesanan hanya dalam satu jam setelah dirilis.
Antusiasme pasar terhadap mobil listrik ini mencerminkan kepercayaan konsumen terhadap lini otomotif Xiaomi yang kian kuat.
Menurut laporan keuangan, saat saham Xiaomi mencapai 52 HKD pada Februari, kekayaan Lei Jun ditaksir mendekati 440 miliar yuan (sekitar 68 miliar USD), menjadikannya orang paling tajir di Tiongkok kala itu.
Namun, posisinya sempat tergeser usai insiden fatal yang melibatkan mobil Xiaomi pada Maret lalu, yang memicu koreksi besar terhadap harga saham.
Sebelumnya, daftar orang terkaya Tiongkok versi Forbes November 2024 menempatkan pendiri Nongfu Spring di puncak dengan kekayaan senilai 50,8 miliar USD selama empat tahun berturut-turut.
Posisi Sebelumnya Orang Terkaya di Tiongkok:
1. Zhong Shanshan – USD 61 Miliar
2. Zhang Yiming – USD 57,5 Miliar
3. Ma Huateng – USD 56 Miliar
4. Lei Jun – USD 42,9 Miliar (terbaru naik menjadi USD 68 Miliar) menjadikannya naik ke posisi 1.
Produksi Mobil Terkendala Kapasitas Pabrik
Meski permintaan tinggi, Xiaomi masih menghadapi tantangan besar di sisi produksi. Saat ini, perusahaan hanya memiliki satu pabrik di distrik Yizhuang, Beijing, yang memproduksi model SU7.
Pada Maret 2025, Xiaomi menaikkan target pengiriman mobil menjadi 350.000 unit per tahun, meski kapasitas pabrik saat ini hanya 150.000 unit.
Untuk mengatasi kendala ini, Xiaomi telah mengakuisisi lahan tambahan pada Juli 2024 guna membangun fasilitas manufaktur kedua, yang proses verifikasinya selesai pada April 2025.
Namun, tanggal mulai produksinya belum diumumkan.
Secara total, dua pabrik Xiaomi dirancang untuk memproduksi 300.000 unit per tahun, mencakup model SU7, SU7 Ultra, dan YU7.
Saat ini, situs resmi Xiaomi mencatat masa tunggu hingga 33 minggu untuk pemesanan baru SU7, menandakan tekanan besar pada kapasitas produksi.
Pabrik Ketiga Disiapkan, Tantangan YU7 Menanti
Pada Juni 2025, Xiaomi kembali mendapatkan hak atas lahan industri seluas 485.100 meter persegi di dekat pabrik kedua.
Area ini direncanakan menjadi pabrik ketiga, meski pembangunan belum dimulai dan produksi diperkirakan belum berjalan dalam setahun ke depan.
Meski YU7 dan SU7 dikembangkan di atas platform Modena milik Xiaomi, 90% komponen YU7 merupakan pengembangan baru.
Hal ini berarti proses produksi dan lini perakitannya berbeda jauh, yang dapat memperlambat skala produksi massal untuk YU7.
Hingga berita ini diturunkan, saham Xiaomi tercatat di angka 58,7 HKD, menandakan fluktuasi masih terjadi meski secara tren mengalami peningkatan signifikan. (jas)