“Aku orangnya go with the flow, ngalir aja… tapi ternyata rencana Tuhan yang paling indah,” ungkapnya dengan tulus.

Tak hanya itu, identitas budaya juga disematkan lewat penggunaan font bergaya aksara Jawa dalam judul album, sebagai penghormatan atas akar daerah asalnya di Malang.

Dalam visualnya, Keisya Levronka digambarkan melayang di antara udara dan air, dua elemen yang masing-masing merefleksikan dinamika hidup dan perjuangan.

Udara menggambarkan naik turunnya proses yang telah ia lewati, sementara air melambangkan kelenturan dan arus kehidupan yang senantiasa membawanya melangkah lebih jauh di industri musik Indonesia.

2. Inspirasi dari Orang Tua dan Mantan Pacar

Karena album ini begitu personal, Keisya Levronka mengungkapkan bahwa banyak lagu dan konsep dalam album Levronka lahir dari kisah-kisah bersama orang-orang terpenting dalam hidupnya.

Nama Levronka sendiri diambil dari nama belakang keluarga sebagai bentuk apresiasi kepada orang tuanya yang selalu mendukung karier musiknya.

“Levronka itu nama orang tuaku. Aku pilih nama itu sebagai judul album, karena ini aku dedikasikan untuk mereka,” kata Keisya Levronka dengan tulus.

Tak berhenti di situ, Keisya Levronka juga menuangkan kisah cintanya yang kandas bersama mantan kekasih ke dalam lagu "Better on My Own".

Bahkan, dalam CD box set album tersebut, Keisya Levronka menyisipkan ucapan terima kasih untuk mantannya.

“Ada, semuanya ada di sini, ucapan terima kasih aku untuk keluarga dan mantan. Tanpa mereka, aku nggak mungkin bisa menulis lagu-lagu ini,” ungkap Keisya Levronka.