Drama When Life Gives You Tangerines Soroti Kehidupan Haenyeo, Wanita Laut Jeju yang Tangguh!

Kolase foto, haenyeo di Jeju dan still cut haenyeo di drama Korea When Life Gives You Tangerines/ Foto: Thisiskoreatours dan Netflix
Selama masa penjajahan Jepang pada abad ke-20, haenyeo diperbolehkan menjual hasil tangkapan mereka, meningkatkan peran ekonomi mereka dalam keluarga dan komunitas.
Mereka membentuk koperasi dan memimpin gerakan perlawanan terhadap kolonialisme, seperti dalam Pemberontakan Jeju tahun 1932.

Haenyeo menyelam hingga kedalaman 10 meter tanpa alat bantu pernapasan, mengandalkan kemampuan menahan napas dan pengetahuan tentang laut yang diwariskan secara turun-temurun.
Mereka bekerja hingga tujuh jam sehari selama sekitar 90 hari dalam setahun, dan dikenal dengan suara khas saat muncul ke permukaan.
Masyarakat haenyeo bersifat matriarkal, di mana wanita menjadi pencari nafkah utama, sementara pria mengurus rumah tangga.
Tradisi ini memberikan hak-hak sosial yang lebih luas bagi wanita di Jeju dibandingkan dengan wilayah lain di Korea.
Haenyeo tidak hanya dikenal karena keberanian mereka, tetapi juga karena praktik berkelanjutan yang mereka terapkan.
Mereka hanya mengambil hasil laut yang memenuhi ukuran tertentu dan menghormati musim panen, menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Sebelum menyelam, mereka berdoa kepada dewi laut, Jamsugut, memohon keselamatan dan hasil tangkapan yang melimpah.

Jumlah haenyeo ini menghadapi ancaman kepunahan sejak tahun 1960-an akibat industrialisasi, perubahan ekonomi, dan minat generasi muda yang berkurang.