Dari BTS hingga BIGBANG, 5 Grup K-Pop yang Ubah Agensi dari Tak Dikenal Jadi Raksasa Industri di Korea Selatan
Dari ‘Nugu’ Jadi Raksasa

K-POP - BTS menjadi grup K-Pop yang mengangkat agensi mereka ke puncak/ Foto: IST
AVNMEDIA.ID - Dunia K-Pop yang kompetitif, tidak hanya para idola yang mengalami perubahan besar, tetapi juga agensi di balik mereka.
Sejumlah grup K-Pop sukses terbukti mampu mengangkat reputasi dan kekuatan finansial perusahaan yang menaunginya.
Dari agensi kecil yang dulu kurang dikenal, kini berubah menjadi raksasa industri hiburan Korea Selatan.
Hal ini menunjukkan bahwa satu grup K-Pop yang tepat bisa menjadi kunci untuk mengubah arah masa depan seluruh perusahaan.
Ketika berbicara tentang grup yang mendorong perubahan besar pada agensi mereka, mungkin yang terlitas di pikiran adalah BTS.
BTS memulai karier di sebuah agensi kecil, bahkan belum diperhitungkan di awal debut mereka.
Namun lewat sebuah dedikasi, popularitas, dan strategi promosi yang tepat, BTS berhasil membuat agensinya naik kelas ke jajaran teratas industri musik Korea Selatan.
Berikut adalah beberapa grup K-Pop yang berhasil bawa agensi naik level:
1. BTS & BIGHIT Entertainment
BTS adalah contoh paling ikonik mengenai bagaimana satu grup dapat melipatgandakan nilai sebuah agensi.
BTS debut tahun 2013 di bawah Big Hit Entertainment (kemudian rebranding menjadi HYBE).
Seiring BTS mencapai dominasi global, arus pendapatan Big Hit melonjak. Misalnya, pendapatan perusahaan naik drastis pada tahun-tahun BTS semakin populer.
Big Hit juga melakukan IPO (going public) sebagai bagian dari transformasi menjadi perusahaan hiburan besar.
Keberhasilan BTS memungkinkan Big Hit / HYBE melakukan ekspansi dengan mengakuisisi agensi–agensi lain seperti Pledis hingga Source Musing.
Dengan dominasi BTS dalam pendapatan (diperkirakan menyumbang persentase besar pendapatan HYBE), agensi bisa menginvestasikan keuntungan ke grup baru, infrastruktur digital, platform fan engagement, dan investasi strategis.
Dampaknya, BigHit / HYBE kini menjadi salah satu penguasa industri hiburan di Korea dan global, bukan sekadar label kecil yang mendirikan satu grup.
2. GFRIEND & Source Music
GFRIEND debut pada 2015 di bawah Source Music, dan untuk waktu cukup lama merupakan satu-satunya artis utama agensi tersebut.
Dari kondisi agensi dengan sumber daya terbatas kadang kabarnya berada dalam situasi keuangan yang sulit GFRIEND dengan lagu-lagu seperti “Rough” dan “Me Gustas Tu” menjadi hits besar dan meningkatkan reputasi serta stabilitas keuangan Source Music.
Berkat keberhasilan GFRIEND, Source Music dapat mengembangkan operasional mereka, naik dari status label “kecil” ke label yang diperhitungkan, dan akhirnya diakuisisi oleh Big Hit / HYBE.
Meskipun GFRIEND sempat bubar (2021) setelah kontrak berakhir, warisan mereka dalam meningkatkan status Source Music tetap diakui dengan mendebutkan girl grup baru bernama Le Sserafim.
3. BIGBANG & YG Entertainment
BIGBANG sering dianggap sebagai grup jawara yang mendirikan YG Entertainment pernyataan yang sering muncul dalam literatur dan narasi industri.
Ketika BIGBANG merilis lagu “Lies” tahun 2007, itu menjadi titik balik dalam popularitas mereka dan memicu pertumbuhan YG sebagai label yang dikenal luas.
Sejak itu, YG mengandalkan popularitas BIGBANG (dan karya-karya solo anggotanya) sebagai fondasi citra label yang “berani”, berkualitas, dan berbeda dari agensi tradisional.
Banyak orang menyebut bahwa “BIGBANG menciptakan YG Entertainment” karena dampak mereka terhadap pertumbuhan label tersebut.
YG kemudian memperluas roster artis, berinvestasi dalam infrastruktur, globalisasi, brand dan fashion, dan reputasinya kini menjadi salah satu dari “label besar” dalam ekosistem K-Pop dan ini sebagian bersandar pada legacy dan kekuatan BIGBANG sebagai ikon generasi awal.
Hal itu membuat posisi YG Entertainment sebagai BIG 3 bersama dengan SM Entertainment dan JYP Entertainment.
Meskipun beberapa anggota telah keluar dari kontrak atau fokus solo, warisan BIGBANG tetap menjadi fondasi utama identitas YG dan pengaruhnya di industri K-Pop.
4. ATEEZ & KQ Entertainment
Saat ATEEZ debut pada Oktober 2018, KQ Entertainment masih merupakan agensi kecil, dengan sekitar 20 karyawan.
Seiring pertumbuhan ATEEZ menjadi salah satu grup global terkemuka, status agensi pun ikut berubah, KQ kini memiliki lebih banyak karyawan dan kapasitas operasional yang jauh lebih besar.
Salah satu bukti transformasi adalah pengumuman kemitraan multi-tahun antara KQ dan AEG Presents untuk produksi tur global ATEEZ.
Tur-tur tersebut membawa ATEEZ ke panggung besar seperti Coachella, Citi Field, dan arena besar di Eropa prestasi yang mengokohkan nama mereka dan KQ dalam pasar internasional.
5. MAMAMOO & RBW Entertainment
MAMAMOO adalah grup vokal wanita yang debut pada 18 Juni 2014 di bawah naungan agensi RBW (Rainbow Bridge World).
Sejak awal dikenal dengan kualitas vokal kuat, kemampuan tur harmonis, serta genre musik yang fleksibel dari jazz, R&B hingga pop.
Seiring popularitas mereka meningkat, kehadiran MAMAMOO terbukti memberikan dampak finansial besar bagi RBW pada satu laporan tahunan tercatat bahwa MAMAMOO menyumbang sekitar 20 miliar won terhadap total pendapatan perusahaan, setara 54,1 % dari keseluruhan penjualan RBW tahun tersebut.
Di paruh pertama tahun selanjutnya, meskipun situasi industri musik menghadapi tantangan, kontribusi MAMAMOO masih signifikan, yakni sekitar 36,5 % dari pendapatan perusahaan.
Dengan landasan finansial yang semakin kuat, RBW mulai melakukan strategi ekspansi, pada tahun 2021, RBW mengakuisisi WM Entertainment agensi di balik Oh My Girl, B1A4, dan ONF dengan mengambil 70% sahamnya sehingga menjadikan WM sebagai anak perusahaan.
Kemudian pada 2022, RBW membeli mayoritas saham DSP Media senilai sekitar 9,03 miliar won, untuk mengintegrasikan label veteran tersebut sebagai bagian dari portofolio RBW.
Meski begitu, indikasi bahwa RBW sempat terlalu bergantung pada MAMAMOO muncul, sehingga agensi berusaha menurunkan proporsi pendapatan yang berasal dari satu grup tersebut. (naf)