Danantara Mau Rampingkan Anak-anak Usaha BUMN, 888 Jadi Sisa 200

Agenda Meet The Team BPI Danantara/ Danantara
AVNMEDIA.ID - Perampingan akan jumlah anak-anak usaha dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) direncanakan akan dilakukan.
Hal itu dilandaskan pada porsi dari ratusan anak-anak usaha BUMN itu yang dinilai tak kompetitif dari segi usaha, tetapi justru banyak dari segi jumlah.
Rencana ini digaungkan oleh Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara Indonesia) yang mau merampingkan anak usaha BUMN dari jumlah awal 888 menjadi sisa 200 saja.
Sektor Logistik dan Asuransi Jadi Prioritas Konsolidasi
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa sektor logistik menjadi fokus utama perampingan.
Saat ini ada 18 perusahaan BUMN yang bergerak di bidang logistik, namun dinilai terlalu kecil dan tersebar sehingga kurang kompetitif.
“Kita akan mengkonsolidasikan bisnis logistik menjadi satu perusahaan besar yang kuat, kompetitif, dan memberikan nilai tambah,” ujar Dony dalam Executive Breakfast Meeting IKA Fikom Unpad di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Selain logistik, sektor asuransi BUMN juga mengalami restrukturisasi. Dari 16 perusahaan asuransi, Danantara akan merampingkan menjadi hanya tiga entitas besar, masing-masing menangani:
- Asuransi jiwa (life insurance)
- Asuransi umum (general insurance)
- Asuransi kredit (credit insurance)
“Kita punya 16 perusahaan insurance, tapi kecil-kecil dan tidak kompetitif. Maka ke depan hanya akan ada tiga, tapi ukurannya cukup besar dan bisa bersaing,” ungkap Dony.
- SBY dan Jokowi Jadi Dewan Pengarah Danantara, Ada Nama Thaksin Shinawatra Jadi Penasihat! Susunan Lengkap Pengurus
- Pandu Sjahrir Ponakan Luhut Binsar Gabung BPI Danantara, Ikut Rapat Bareng Erick Thohir - Maruar Sirait
- Danantara Mulai Bergerak, Mau Investasi Rp 81,4 Triliun ke Delapan Sektor Strategis Tahun Ini
Tujuan Akhir: Struktur BUMN Lebih Sederhana dan Kompetitif
Langkah ini merupakan bagian dari fundamental business review yang dilakukan Danantara untuk menyederhanakan struktur kepemilikan BUMN, sekaligus memperkuat daya saing perusahaan milik negara.
Dony menambahkan, dulu restrukturisasi semacam ini sulit dilakukan karena tidak adanya korelasi antar perusahaan.
Namun, kini dengan kepemilikan yang lebih terpusat di bawah Danantara, proses ini bisa dijalankan secara menyeluruh.
“Kami targetkan jumlah perusahaan bisa dikurangi menjadi di bawah 200, tapi semuanya berkualitas dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya. (jas)