Berapa Kali Mengulang Waktu? Ini Hal-hal yang Masih Jadi Pertanyaan di Film Sore: Istri dari Masa Depan
Bagaimana Sore bisa bahasa Kroasia, padahal tak tinggal di sana?
.webp)
SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN - Sheila Dara dan Dion Wiyoko dalam Film Sore: Istri dari Masa Depan (Foto: Instagram @sheiladaisha)
AVNMEDIA.ID - Sejak tayang perdana pada Kamis, 10 Juli 2025, film Sore: Istri dari Masa Depan langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta film.
Diadaptasi dari web series populer berjudul Sore: Istri dari Masa Depan, karya terbaru sutradara Yandy Laurens ini berhasil membawa nuansa romantis yang dibalut konsep perjalanan waktu (time loop) yang memikat.
Meski menuai pujian karena premisnya yang unik dan emosional, film Sore: Istri dari Masa Depan ini juga menyisakan sejumlah pertanyaan penting yang membuat penonton berpikir panjang bahkan setelah kredit akhir muncul di layar.
Berikut beberapa pertanyaan yang belum benar-benar terjawab dalam film Sore: Istri dari Masa Depan.
Hal-hal yang Masih Jadi Pertanyaan di Film Sore: Istri dari Masa Depan
1. Apakah Takdir Jonathan Bisa Diubah?
Di penghujung film Sore: Istri dari Masa Depan, kita melihat Sore dan Jonathan bertemu dalam sebuah pameran seni.
Mereka saling mengenang masa lalu yang terus terulang, termasuk upaya Sore untuk menyelamatkan hidup Jonathan.
Adegan Sore: Istri dari Masa Depan berakhir dengan pelukan hangat, namun tanpa kepastian.
Penonton pun bertanya-tanya, apakah usaha Sore berhasil mencegah kematian Jonathan yang disebut-sebut akan terjadi delapan tahun ke depan?
Apalagi, pernyataan dari karakter Marko yang menyebut masa lalu dan kematian adalah hal yang tak bisa diubah, membuat nasib Jonathan semakin menggantung.
2. Apa Sebenarnya Makna Aurora Merah?
Fenomena aurora merah muncul mendekati akhir film Sore: Istri dari Masa Depan dan menjadi semacam sinyal bahwa Sore harus mengulang waktu.
Dalam sains, aurora merah terjadi karena lonjakan aktivitas matahari yang memengaruhi atmosfer bumi.
Namun, dalam konteks film Sore: Istri dari Masa Depan, aurora ini seperti memiliki kekuatan metafisik yang memicu time loop.
Pertanyaannya, mengapa aurora ini bisa begitu erat kaitannya dengan Sore? Apa hubungannya dengan kemampuan Sore untuk menembus waktu?
Film Sore: Istri dari Masa Depan tidak memberikan penjelasan pasti, membuat elemen ini jadi misteri yang memantik diskusi penonton.
Aurora borealis di film ini bukan sekadar latar romantis.
Ia muncul sebagai metafora kuat yang menyatukan emosi, kenangan, dan misteri.
Fenomena alam yang hanya bisa dilihat di titik tertentu dunia ini merepresentasikan ruang antara waktu, tempat di mana masa lalu, masa kini, dan kemungkinan masa depan bisa bertemu secenak.
Aurora hadir dalam momen paling intim antara Sore dan Jonathan.
Di situlah cinta mereka terasa utuh, meskipun rapuh oleh garis waktu.
Banyak penonton yang meyakini Aurora adalah bentuk simbolik dari keajaiban, yakni sesuatu yang indah, tapi hanya sesaat seperti waktu yang diberi Sore.
3. Siapa Sebenarnya “Waktu”?
Hal unik lainnya muncul di credit roll, di mana ditampilkan karakter bernama Waktu meski tidak ada aktor yang memerankannya sepanjang film.
Dalam narasi, memang ada tiga sudut pandang, yakni Jonathan, Sore, dan Waktu.
Tapi apakah Waktu adalah tokoh metaforis? Atau ada rencana tersembunyi dari sang sutradara untuk menjadikannya lebih dari sekadar konsep?
Penonton pun dibuat bertanya-tanya, mengapa karakter tak berwujud ini diakui sebagai bagian penting dari cerita?
4. Berapa Kali Sore Mengulang Waktu?
Salah satu dialog yang cukup menggugah adalah saat Sore menyebut bahwa dirinya mungkin telah hidup selama ratusan tahun karena terlalu sering kembali ke masa lalu.
Meski disampaikan dengan nada bercanda, ucapan dalam film Sore: Istri dari Masa Depan itu membuka kemungkinan bahwa siklus waktu yang dialaminya sudah sangat panjang dan melelahkan.
Hal ini juga tercermin dari keterampilan Sore yang misterius, seperti kemampuannya berbicara bahasa Kroasia, padahal tidak ada latar belakang yang mengaitkannya dengan negara tersebut.
Jika hanya Jonathan yang pernah tinggal di Kroasia, dari mana Sore belajar bahasa itu?
Pertanyaan ini pun mengarah pada pertanyaan yang lebih dalam, seperti seberapa lama sebenarnya Sore hidup dalam siklus waktu?
5. Kenapa "Waktu" Marah Ketika Misi Sore Hampir Berhasil?
Dalam salah satu momen paling emosional di film, kita melihat simbolis bahwa waktu seolah menolak ketika misi sore hampir mencapai tujuannya.
Hari berguruh cepat, cuaca berubah ekstrim, dan realitas mulai retak. Tapi kenapa?
Teorinya sederhana, tapi dalam, yakni karena waktu adalah entitas yang ingin dilestarikan, bukan dimanipulasi.
Setiap kali sore terlalu dekat pada titik perubahan takdir Jonathan, waktu membalas seperti sebuah sistem yang mendeteksi gangguan di lintasannya.
Ini selaras dengan prinsip dalam banyak narasi time travel, yakni mengubah masa depan adalah tindakan yang punya konsekuensi besar, dan waktu akan melindungi dirinya sendiri.
Yandy Laurens tidak secara eksplisit menjelaskan ini, tapi visual dan tekanan atmosferik yang muncul saat misi sore semakin dekat dengan keberhasilan, menjadi bukti bahwa waktu bukan hanya latar, melainkan karakter yang aktif menolak perubahan.
6. Kenapa Waktu Berjalan Lebih Cepat Saat Sore Hampir Berhasil?
Waktu berjalan lebih cepat saat sore hampir berhasil, hari-hari terasa lebih pendek.
Langit cepat gelap, momen-momen hangat mendadak berakhir lebih cepat. Bagi sore dan penonton, ini terasa nyata.
Fenomena ini tidak dijelaskan secara ilmiah dalam film, tapi secara psikologis, waktu memang terasa berlari ketika berada di ambang sesuatu yang besar, apakah itu keberhasilan atau perpisahan.
Semakin sore mendekati titik perubahan Jonathan, waktu sore mempercepat langkahnya, menyadari kita bahwa semua yang baik tak pernah berlangsung lama.
Film tak menyebutkan ini sebagai efek supranatural, tapi lebih sebagai perasaan subjektif yang dibawa sinematiknya.
Semakin besar emosinya, semakin cepat waktu berlalu.
Masih Banyak yang Bisa Digali dari Kisah Sore dan Jonathan
Film Sore: Istri dari Masa Depan bukan hanya kisah cinta biasa, tapi juga refleksi tentang waktu, pilihan, dan kemungkinan mengubah takdir.
Dengan visual yang artistik dan dialog yang menyentuh, film Sore: Istri dari Masa Depan ini sukses membuat penonton larut, namun juga penasaran.
Tak heran jika banyak yang berharap akan ada sekuel atau spin-off Sore: Istri dari Masa Depan, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tersebut.
Atau mungkin, memang itulah niat dari Yandy Laurens dalam film Sore: Istri dari Masa Depan, yakni membiarkan kita merenung bahwa tidak semua hal harus dijelaskan, cukup dirasakan. (apr)