5 Teori Menarik tentang Film 'Sore: Istri dari Masa Depan', Sore Sudah Meninggal?
Waktu Punya Peran Penting
.webp)
SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN - Sheila Dara dan Dion Wiyoko Pemain Film Sore: Istri dari Masa Depan, Simak Teori Fans Berikut (Foto: Instagram @sheiladaisha)
AVNMEDIA.ID - Film Sore: Istri dari Masa Depan arahan Yandy Laurens sukses menyentuh hati banyak penonton dengan kisah cinta yang dibalut unsur fiksi ilmiah.
Namun, di balik kisah romantis dalam film Sore: Istri dari Masa Depan, banyak penonton justru dibuat penasaran dan bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi dengan Sore?
Berbagai teori bermunculan di media sosial mengenai film Sore: Istri dari Masa Depan, memancing diskusi seru yang melibatkan penggemar dan penonton.
Beberapa teori terkait Sore: Istri dari Masa Depan bahkan dianggap masuk akal dan mendapat banyak dukungan dari warganet.
Berikut rangkuman lima teori populer seputar karakter Sore yang sedang ramai dibicarakan dalam film Sore: Istri dari Masa Depan.
Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler.
5 Teori Fans soal Film Sore: Istri dari Masa Depan
1. Sore Telah Meninggal di Atas Kapal
Salah satu teori yang paling banyak dibicarakan menyebut bahwa Sore telah meninggal ketika kapal yang ditumpanginya mengalami insiden.
Zona tempat ia berada disebut-sebut sebagai wilayah transisi antara kehidupan dan kematian, sebuah ruang tanpa waktu yang tak sejalan.
Teori ini menguat karena narasi film Sore: Istri dari Masa Depan memperlihatkan realitas yang tidak berurutan dan terkesan, seperti dimensi pascakematian.
Beberapa penonton meyakini bahwa kisah antara Sore dan Jonathan berakhir karena keduanya sama-sama telah tiada, namun cinta mereka tetap abadi di ruang transenden itu.
2. Semua Peristiwa Hanya Mimpi dalam Alam Bawah Sadar Sore
Teori berikutnya mengungkap bahwa seluruh kejadian dalam film Sore: Istri dari Masa Depan bisa jadi hanyalah mimpi panjang yang dialami Sore setelah kematian Jonathan.
Zona dingin dan penuh misteri yang digambarkan di film Sore: Istri dari Masa Depan dianggap sebagai simbol kekosongan atau “ruang imajiner” tempat Sore mencoba berdamai dengan realita pahit.
Dalam dunia bawah sadarnya, Sore menciptakan versi hidup yang ideal, di mana ia bisa bertemu kembali dengan Jonathan dan memperbaiki kesalahan masa lalu.
Setiap elemen dalam kisah mereka di film Sore: Istri dari Masa Depan dipenuhi makna emosional, termasuk pengulangan waktu yang menggambarkan keinginan untuk mengulang momen penting.
Pertemuan mereka di pameran seni, yang berbeda dari awal versi hidup Jonathan, dianggap sebagai “rekonstruksi kenangan” yang dibuat Sore agar ia bisa menyapa Jonathan sekali lagi, walau hanya dalam pikirannya.
3. Takdir Jonathan Tetap Berakhir Tragis
Kalimat dari karakter Marko, yang menyebut bahwa masa lalu, kematian, dan penderitaan tak bisa dihindari, menjadi titik penting dalam salah satu teori yang menyatakan bahwa meskipun Sore kembali ke masa lalu, ia tak bisa menyelamatkan Jonathan dari takdirnya.
Delapan tahun setelah mereka bertemu, Jonathan tetap diprediksi meninggal dunia.
Hal ini membuat keputusan Sore menjadi emosional.
Alih-alih terus mencoba mengubah masa depan, ia memilih untuk menerima dan mencintai Jonathan sepenuh hati di waktu yang tersisa.
Ucapannya, “Istri kamu selamanya,” menjadi pernyataan cinta sekaligus perpisahan ataupun ungkapan kasih sayang yang tak terbatas.
Namun perubahan waktu pertemuan, dari awalnya di pernikahan kakak Jonathan, menjadi di pameran seni menimbulkan tanda tanya baru, mungkinkah perubahan kecil di masa lalu juga mengubah nasib mereka?
4. Makna Jam 8:25 yang Terus Diulang
Sepanjang film Sore: Istri dari Masa Depan, ada satu hal yang terus berulang, yakni Sore selalu bangun di ranjang Jonathan pada pukul 8:25 pagi.
Waktu di film Sore: Istri dari Masa Depan ini pun dianggap bukan sembarang angka.
Beberapa penonton Sore: Istri dari Masa Depan menyambungkannya dengan ayat-ayat dalam Alkitab, mengingat Yandy Laurens dikenal sebagai seorang kristiani.
Salah satu yang dikaitkan adalah Roma 8:25 yang berbunyi, “Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun".
Ayat ini mencerminkan kesabaran dan harapan Sore meski ia tak tahu akhir dari perjalanannya.
Sementara itu, Yohanes 8:25 menyebut, “Maka kata mereka kepada-Nya: 'Siapakah Engkau?’”
Kalimat ini dianggap mirip dengan reaksi Jonathan setiap pagi ketika ia terbangun dan bertanya, “Who are you?” kepada Sore.
Dari sini, angka 8:25 dinilai menjadi simbol spiritual sekaligus pengingat bahwa cinta, harapan, dan pencarian jati diri menjadi inti dari cerita mereka.
5. Waktu Tak Lagi Jadi Latar, Tapi Pemeran Utama
Dalam Sore: Istri dari Masa Depan, waktu bukan sekadar latar belakang cerita.
Justru, ia berdiri sejajar dengan karakter utama, Jonathan (Dion Wiyoko) dan Sore (Sheila Dara).
Di tangan Yandy Laurens, sang sutradara, waktu dihadirkan sebagai elemen hidup, bukan hanya sebagai penanda alur, tetapi sebagai tokoh yang ikut membentuk konflik dan emosi.
Di awal film Sore: Istri dari Masa Depan, penonton diajak menyusuri fragmen-fragmen hidup Jonathan.
Seperti membuka album kenangan, setiap adegan terasa seperti catatan harian, surat-surat, atau pesan yang belum sempat terkirim.
Lalu, di bagian tengah cerita, giliran Sore yang mengambil alih narasi.
Dalam pikirannya, ia membayangkan kemungkinan untuk mengubah masa lalu, demi menyelamatkan masa depan dari luka yang sama.
Namun, meski penuh harap, film Sore: Istri dari Masa Depan ini menyampaikan pesan menyakitkan, yakni trauma tak bisa dihindari hanya dengan mengubah urutan waktu.
Waktu dalam film Sore: Istri dari Masa Depan ini juga menjadi cermin masa depan, dan saat klimaks, penonton dihadapkan pada realitas bahwa kehilangan, rasa sakit, dan kematian bukan sesuatu yang bisa dibatalkan.
Sore sendiri tampak terperangkap dalam pusaran kenangan aurora dan senja, dua simbol yang mewakili momen-momen indah sekaligus menyedihkan yang tak pernah benar-benar usai.
Sebagaimana dikutip dari akun Instagram @bahasfilm21, film Sore: Istri dari Masa Depan ini mengangkat isu trauma psikologis yang menyeret karakternya dalam “lingkaran waktu” yang terus berulang.
Judulnya menjadi penegas, sekeras apa pun usaha untuk memutar waktu, takdir tetap berjalan, dan tak semua luka bisa disembuhkan hanya dengan kembali ke titik awal.
Mana Teori yang Paling Kamu Percaya?
Setiap teori menawarkan perspektif yang berbeda tentang hubungan Sore dan Jonathan.
Apakah semuanya hanya ilusi? Apakah cinta bisa mengubah takdir? Atau justru semua adalah perjalanan spiritual yang penuh makna?
Yang pasti, film Sore: Istri dari Masa Depan berhasil menyajikan kisah yang bukan hanya indah, tetapi juga menggugah pemikiran dan perasaan penontonnya. (apr)