AVNMEDIA.ID - Hubungan antara Elon Musk dan Presiden Donald Trump resmi memburuk, dan perpecahan publik mereka menguak fakta mengejutkan.

Fakta itu adalah soal Elon Musk yang merupakan penyumbang terbesar Partai Republik dalam Pemilu 2024 — jauh melampaui miliarder lainnya.

Angka soal donatur itu dipublish oleh media Axios, dengan melampirkan sumber data mereka melalui Open Secrets. 

Dari data tertera, Elon Musk melalui Tesla dan SpaceX-nya menjadi penyumbang terbesar, mengalahkan nama-nama lain untuk penyokong dana Partai Republik, yang memenangkan Trump pada Pilpres AS 2024. 

Terinci, Elon Musk menyumbang sekitar 291 juta dollar (setara Rp 4,71 triliun). 

Sementara untuk peringkat kedua, adalah billionare dengan nama Timothy Mellon dengan angka 172 juta dollar, serta peringkat ketiga adalah Miriam Adelson di angka 148 juta dollar. 

Meskipun tergolong baru dalam lingkaran donatur besar Republik, Musk kini masuk dalam barisan elit penyokong Trump, berdampingan dengan tokoh kaya lainnya seperti pebisnis Timothy Mellon dan Miriam Adelson, janda dari taipan kasino Sheldon Adelson — pendukung terbesar Trump pada 2020.

Dan dari laporan beredar, sekitar $295 juta (lebih dari Rp4,7 triliun) yang disumbangkan Musk ke Partai Republik untuk Pemilu 2024, sebagian besar dana tersebut langsung mengalir ke Trump.

Konflik tegang antara Elon Musk dan Donald Trump ini sudah ramai menjadi perbincangan di AS. 

Bahkan juga menjalar ke media sosial. 

Musk secara blak-blakan mengklaim perannya dalam kemenangan Trump di 2024.

“Tanpa saya, Trump pasti kalah, DPR akan dikuasai Demokrat, dan Senat hanya unggul tipis 51-49 untuk Republik,” tulisnya. Ia juga menyindir balik Trump atas sikap “tidak tahu berterima kasih," tulis Elon beberapa waktu lalu. 

Pertikaian mereka pecah secara publik di media sosial, dimulai dari pernyataan Trump di Oval Office, lalu dibalas Musk lewat serangkaian unggahan di platform X miliknya.

Musk yang sebelumnya mendapat perlakuan hangat sebagai “pegawai pemerintah khusus” dari Trump, kini terang-terangan menyerang salah satu RUU andalan presiden tersebut. Ia mengkritik keras biaya besar dalam RUU itu, yang diprediksi dapat menambah triliunan dolar pada defisit anggaran AS.

Rabu lalu, Musk bahkan mengajak jutaan pengikutnya di X untuk menekan anggota Kongres: “Bunuh RUU itu,” serunya. (jas)