Tips Palo Alto Networks: Waspada! Satu Klik Bisa Jadi Awal Serangan Siber

82% email phishing sekarang dibuat pakai AI

ILUSTRASI - Ilustrasi serangan siber/ Pexels

AVNMEDIA.ID - Semua sering kali berawal dari satu hal sepele: klik di email atau pesan teks yang terlihat “normal” — entah soal pengiriman paket atau notifikasi reset password.

Tapi di balik itu, bisa aja tersembunyi jebakan siber mematikan.

Nah, menurut Palo Alto Networks, kini ancaman semacam ini makin berbahaya karena udah dibantu kecerdasan buatan (AI).

Serangan rekayasa sosial alias social engineering ini bukan cuma makin realistis, tapi juga makin cepat dan sulit dideteksi.

Penelitian terbaru mereka mengungkap, 82% email phishing sekarang dibuat pakai AI, dan 78% orang masih membuka pesan berbahaya itu.

Parahnya lagi, waktu yang dibutuhkan hacker buat mencuri data sekarang cuma dua hari aja, padahal tahun 2021 butuh sembilan hari!

AI Bikin Serangan Rekayasa Sosial Makin Canggih

Menurut laporan Unit 42 Palo Alto Networks, ada tiga taktik utama yang sekarang lagi ngetren di kalangan pelaku serangan berbasis AI:

  • Email Phishing Super Realistis

AI bisa bikin email palsu yang meniru gaya bahasa bank, kantor, atau bahkan bos lo sendiri — lengkap dengan data pribadi. Ini terjadi di 67% kasus phishing.

  • Panggilan Suara Palsu (Voice Cloning)

Dengan klip audio pendek dari internet, AI bisa nyamar jadi suara anggota keluarga atau rekan kerja. Ini udah terjadi di 23% insiden.

  • Website Palsu Muncul di Hasil Google

AI bantu hacker bikin situs tiruan yang muncul di peringkat atas Google Search, menipu orang yang cari layanan pelanggan atau promo tertentu.

Related News
Recent News
image
Techno Redmi 15 Baterai 7.000 mAh, Partner Produktivitas Gen Z dan Millennials Indonesia
by Adrian Jasman2025-10-30 17:36:45

Redmi 15 dengan baterai 7.000 mAh, siap mendukung produktivitas dan pengembangan diri Gen Z.

image
Techno Tenable Respons Isu Kebocoran 183 Juta Akun Gmail: “Google Tidak Diretas”
by Adrian Jasman2025-10-29 10:27:39

Tenable menegaskan Google tidak diretas, 183 juta data Gmail berasal dari kebocoran pihak ketiga.