Perbedaan Nikah Batin Budaya Padang Pariaman vs. Serial Bidaah! Ini Mitos dan Faktanya

Empat istri Walid dalam serial Bidaah (Kolase: AVN Media)
AVNMEDIA.ID - Serial Malaysia Bidaah, atau yang juga dikenal dengan nama Broken Heaven, tengah jadi perbincangan hangat di media sosial.
Pasalnya, serial ini berani mengangkat tema yang cukup kontroversial, yakni penyimpangan agama dalam praktik sebuah sekte.
Adegan paling viral? Ritual ‘nikah batin’ yang dilakukan oleh tokoh pemimpin sekte.
Praktik ini dikemas sebagai bagian dari doktrin yang menyimpang, dilakukan tanpa memenuhi syarat sah pernikahan menurut Islam sehingga memicu reaksi keras dari berbagai tokoh agama, termasuk Buya Yahya yang secara tegas menyebut praktik ini bukanlah pernikahan, melainkan perzinaan.
Tapi tahukah kamu, ‘nikah batin’ ternyata bukan istilah asing di Indonesia? Di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, istilah ini sudah dikenal sejak lama, namun dalam makna yang sangat berbeda.
Di sana, ‘nikah batin’ adalah bagian dari tradisi spiritual dalam tarekat Syatariyah.
Ritual ini baru dilakukan setelah pernikahan sah secara syariat Islam, dan bukan sekadar formalitas.
Tujuannya mulia, yakni memperkuat ikatan batin suami istri serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Lalu, apa bedanya nikah batin pada budaya Padang Pariaman dengan yang ada dalam serial Bidaah? Serta mitos apakah yang sering beredar soal nikah batin ini? Berikut penjelasannya!
Perbedaan paling mencolok antara nikah batin versi Padang Pariaman dan yang digambarkan dalam serial Bidaah terletak pada akar niat dan konteks pelaksanaannya.
Di Padang Pariaman, nikah batin adalah ritual suci yang dilakukan setelah akad nikah yang sah secara syariat Islam, bukan sebagai pengganti, melainkan sebagai penyempurna ikatan spiritual dalam pernikahan.
Sementara itu, dalam serial Bidaah, istilah ini justru dimanfaatkan sebagai alat manipulasi oleh tokoh sesat, mengaburkan ajaran agama demi kepentingan pribadi, dan menggantikan pernikahan resmi dengan dalih spiritualitas yang menyimpang.