AVNMEDIA.ID - Pendopo, brand lokal di bawah naungan Kawan Lama Group yang berfokus pada pelestarian budaya dan pengembangan produk lokal, kembali hadir di panggung Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 dengan koleksi terbarunya bertajuk Langgam Urban.

Koleksi ini menjadi jembatan antara warisan budaya tradisional Banten dengan gaya hidup masyarakat urban Jakarta yang modern dan dinamis.

Ditampilkan dalam peragaan busana di hari kedua IFW 2025, Langgam Urban menonjolkan Tenun Baduy sebagai elemen utama, diinterpretasikan dalam gaya kontemporer khas ibu kota.

Head of Pendopo, Putu Laura, menjelaskan bahwa koleksi ini terinspirasi dari kehidupan Jakarta yang penuh dinamika dan keberagaman.

“Jakarta adalah kota yang tidak pernah tidur, tempat berbagai budaya bertemu dan hidup berdampingan. Koleksi ini adalah cara kami merayakan tradisi yang tetap hidup dan relevan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat urban,” ujar Putu dalam keterangan diterima redaksi Avnmedia.id, Selasa (3/6/2025). 

Koleksi Langgam Urban terdiri dari 18 busana, yang meliputi 14 tampilan untuk perempuan dan 4 untuk laki-laki.

Gaya semi-formal dengan potongan dinamis, aksen asimetris, dan pemilihan bahan seperti linen, katun, dan renda menjadi ciri khas koleksi ini. Pendopo juga menampilkan permainan tekstur yang berani namun tetap nyaman dikenakan.

Elemen detail seperti anyaman, jahitan dekoratif, dan teknik layering memperkuat karakter busana tanpa meninggalkan akar tradisi.

Warna-warna yang ditampilkan dalam koleksi ini pun beragam — mulai dari nuansa lembut hingga warna-warna terang yang mencolok — merefleksikan keberagaman dan semangat ekspresif masyarakat urban.

Sebagai pelengkap koleksi, Pendopo menghadirkan aksesori etnik modern seperti kalung, anting, dan pin dari bola rotan yang dipadukan dengan batu alam, menambahkan nilai artistik sekaligus memperkuat unsur lokal dengan sentuhan modern.

Menanggapi tema besar IFW 2025, Ronakultura Jakarta, Putu menambahkan bahwa Pendopo ingin ikut merayakan warisan budaya yang terus bertransformasi.

“Lewat Langgam Urban, kami ingin menunjukkan bahwa identitas budaya bisa tetap melekat sekaligus berkembang di tengah modernitas kota besar,” tutupnya. (jas)