Pendapatan Melejit, VinFast Masih Rugi dan Berjudi di Asia

MOBIL VINFAST - Unit VinFast/ IG @autotodaymag
AVNMEDIA.ID - Perusahaan kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, kembali membukukan kerugian bersih pada kuartal pertama 2025.
Ini menjadi kerugian beruntun keenam kalinya, meskipun pendapatannya mengalami lonjakan signifikan seiring dengan peningkatan volume pengiriman mobil.
Mengutip laporan Reuters, kerugian bersih VinFast tercatat sebesar US$712,4 juta sepanjang kuartal pertama—lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$1,3 miliar.
Namun, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kerugian ini naik sekitar 20 persen, dan masih melampaui perkiraan analis yang memperkirakan kerugian akan berada di angka US$616,3 juta.
Sementara itu, dari sisi pendapatan, VinFast mencatatkan peningkatan tajam sebesar 150 persen menjadi US$656,5 juta, melebihi ekspektasi analis sebesar US$520 juta.
Kenaikan ini ditopang oleh lonjakan pengiriman kendaraan yang mencapai hampir 300 persen menjadi 36.330 unit, terutama dari pasar dalam negeri Vietnam. Saham VinFast pun sempat melonjak 10,53 persen dalam sesi perdagangan pra-pasar.
Namun demikian, tantangan besar masih menghadang. Meski mendapat dukungan finansial dari induk usahanya, Vingroup, VinFast harus menghadapi lemahnya permintaan global, persaingan yang kian sengit, serta tarif impor tinggi dari Amerika Serikat sebesar 25 persen—padahal AS semula ditargetkan menjadi pasar utama mereka.
Margin kotor VinFast masih berada di wilayah negatif, yakni -35,2 persen, meski menunjukkan perbaikan dari kuartal yang sama tahun lalu di angka -58,7 persen.
Untuk menekan biaya operasional, perusahaan mulai meninggalkan strategi ruang pamer mewah dan beralih ke jaringan dealer, serta memperluas cakupan pasar ke Asia.
VinFast juga memangkas belanja riset dan pengembangan hingga 22,3 persen dari tahun lalu, meski pada saat yang sama biaya pemasaran dan penjualan justru melonjak dua kali lipat.
Sejak melakukan IPO pada Agustus 2023, VinFast belum pernah mencetak keuntungan. Hingga Mei 2025, perusahaan telah menerima pendanaan sebesar US$2 miliar dari pendirinya, Pham Nhat Vuong, serta dari Vingroup.
Fokus Baru: Ekspansi ke India dan Asia Tenggara
Mengutip laporan Bloomberg, CEO Pham Nhat Vuong menyatakan bahwa perusahaan kini mengalihkan fokus ekspansi dari Amerika Utara dan Eropa ke kawasan Asia yang lebih sensitif terhadap harga. Biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu alasan utama di balik perubahan strategi ini.
VinFast berencana membuka pabrik baru di Tamil Nadu, India, pada 30 Juli 2025, meskipun sedikit mundur dari jadwal awal.
Selain itu, pabrik di Indonesia dijadwalkan mulai beroperasi pada Oktober mendatang. Di dalam negeri, perusahaan menargetkan dapat mengirimkan lebih dari 200.000 unit kendaraan pada tahun ini.
Vuong, yang telah menginvestasikan hampir US$1 miliar dari kekayaan pribadinya selama 2023–2024, kembali berkomitmen mengucurkan dana tambahan US$2 miliar hingga 2026 untuk memperkuat ekspansi global VinFast.
Vingroup juga telah menyetujui pinjaman US$1,4 miliar, di mana US$1,2 miliar di antaranya telah dicairkan hingga 31 Mei. Selain itu, dari total hibah gratis senilai US$2 miliar yang dijanjikan Vuong, perusahaan telah menerima US$825,4 juta.
Meski terus merugi, VinFast tetap mempertahankan target ambisius untuk menggandakan jumlah pengiriman kendaraan secara global. Pada tahun 2024, perusahaan telah mengirimkan sebanyak 97.399 unit mobil listrik ke berbagai negara. (jas)