AVNMEDIA.ID -   Perusahaan migas asal Italia, Eni, berencana menanamkan investasi jumbo senilai Rp165 triliun untuk mengembangkan dua blok gas alam strategis di Kalimantan Timur, yakni Blok Jangkrik dan Blok Merakes.

Kedua blok ini terletak di wilayah lepas pantai Kalimantan Timur dan menjadi tumpuan penting bagi ketahanan energi nasional.

Apa Itu Blok Jangkrik dan Blok Merakes?

Blok Jangkrik: Proyek Gas Laut Dalam Pertama yang Sukses dioperasikan Eni

Blok Jangkrik adalah bagian dari Wilayah Kerja (WK) Muara Bakau, yang terletak di laut dalam dengan kedalaman antara 400–800 meter.

Dikelola oleh PT Eni Muara Bakau B.V., blok ini mulai berproduksi pada tahun 2017 menggunakan fasilitas Floating Production Unit (FPU) yang disebut Jangkrik FPU.

Gas alam dari blok ini dialirkan ke kilang LNG Bontang melalui pipa bawah laut dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor.

Blok Merakes: Penopang Produksi dan Cadangan Gas Jangkrik

Blok Merakes terletak di dekat Blok Jangkrik, tepatnya dalam Wilayah Kerja East Sepinggan.

Blok ini mulai beroperasi pada tahun 2021, dan gas yang diproduksi langsung dialirkan ke Jangkrik FPU untuk diproses bersama.

Produksinya diperkirakan mencapai 400 juta standar kaki kubik gas per hari, menjadikannya sebagai cadangan penting untuk mempertahankan produksi jangka panjang dari fasilitas yang telah ada.

Eni Siapkan Investasi Rp165 Triliun untuk Proyek Gas Laut Dalam di Kaltim

Rencana investasi Eni sebesar US$10 miliar atau sekitar Rp165 triliun diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, saat menghadiri Musyawarah Daerah XI Partai Golkar Kalimantan Timur di Samarinda, Sabtu (19/7/2025) lalu. 

“Investasi yang diminati Eni di Kaltim adalah untuk lapangan produksi gas alam yang berada di lepas pantai wilayah Kaltim (Selat Makassar), yakni Blok Jangkrik dan Blok Merakes,” ujar Bahlil.

Produksi Dimulai Tahun 2027, Dorong Kapasitas Nasional

Bahlil menyebutkan, Eni akan memulai produksi pada tahun 2027. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi gas nasional, baik untuk kebutuhan domestik maupun pasar ekspor.

“Dengan adanya tambahan produksi dari dua ladang itu, kita berharap bisa mendorong ketahanan energi nasional dan meningkatkan daya saing ekspor gas alam kita,” ujarnya.

Dampak Investasi Eni untuk Kalimantan Timur

Selain nilai ekonominya yang besar, Bahlil menekankan pentingnya dampak sosial dari investasi ini. Ia berharap akan ada peningkatan tenaga kerja lokal, serta Participating Interest (PI) yang bisa dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

“Kalau PI bisa dimiliki daerah, maka Dana Bagi Hasil (DBH) yang diterima Kaltim akan jauh lebih besar. Ini bentuk keberpihakan terhadap daerah penghasil migas,” ucap Bahlil.

Dengan masuknya Eni dan pengembangan blok gas strategis ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi kawasan Indonesia Timur semakin cepat.

Selain memperkuat posisi Indonesia di pasar energi global, proyek ini juga diharapkan menjadikan Kalimantan Timur sebagai pusat energi nasional di masa depan. (jas)