Apa itu Temu? E-commerce asal China yang Potensi Bikin UMKM Lokal Indo Gulung Tikar

Aplikasi Temu, e-commerce asal China yang bersiap operasional di Indonesia/ Foto: Google Play
AVNMEDIA.ID - Aplikasi e-commerce asal China bernama Temu bikin geger RI (Republik Indonesia).
Gegernya aplikasi asal China, Temu itu tak lepas dari kehadirannya yang akan masuk beroperasi di Indonesia.
Temu, dinilai berpotensi besar akan membuat UMKM-UMKM di Indonesia mati.
Masifnya proses iklan, hingga diskon besar-besaran yang diberikan aplikasi Temu kepada pengguna, dinilai berpotensi membuat Temu akan menjadi pemain tunggal alias monopoli dalam bisnis e-commerce di Indonesia.
Hebohnya bermula dari pernyataan dari Menteri Koperasi UKM Teten Masduki yang membandingkan aplikasi Temu dengan Amazon.
Dikatakan Teten, Amazon sudah hadir puluhan tahun dengan 70 jutaan pengguna. Namun, angka jutaan pengguna itu bisa disamai oleh aplikasi Temu hanya dengan waktu dua tahun saja.
Yang jadi perhatain lainnya, tentu saja juga adalah soal harga.
Pada aplikasi Temu, bisa menjual barang dengan harga yang sangat murah dibandingkan produk dalam negeri.
Inilah yang kemudian membuat ada pemikiran akan mematikan UMKM-UMKM di Indonesia
Berikut tim redaksi himpun beberapa informasi mengenai aplikasi asal China, Temu.
Temu adalah sebuah aplikasi lokapasar milik Tiongkok (China) yang berbasis di Boston, Amerika Serikat.
Aplikasi tersebut merupakan salah satu aplikasi buatan PDD Holdings Inc, yang juga mengoperasikan perangkat lunak serupa, yaitu Pinduoduo.
Menurut Forbes, aplikasi tersebut menduduki peringkat satu aplikasi paling populer di App Store hampir sepanjang 2023.
Aplikasi tersebut diluncurkan pada September 2022 dan dipakai sebagai pasar tempat konsumen mencari dan membeli produk dari berbagai vendor.
Aplikasi tersebut menawarkan berbagai macam produk yang mencakup beberapa kategori, yaitu elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian dan aksesoris, kesehatan dan kecantikan, rumah dan taman, serta mainan dan hobi.
Aplikasi tersebut menjaga harga barang tetap rendah dengan cara menghilangkan perantara. Hal tersebut memungkinkan perusahaan vendor dari Tiongkok dapat menjual barang secara langsung ke konsumen.
Aplikasi tersebut telah diunduh sekitar 24 juta kali dalam waktu lima bulan setelah diluncurkan.
Temu masif mempromosikan aplikasinya dengan berbagai macam cara.
Mulai dari menggandeng selebriti seperti Jason Derulo dan Juju Smith-Schuster hingga memasang iklan di Instagram, Facebook, dan Snapchat.
Direktur Utama Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada menyebut Temu sebagai aplikasi e-commerce pembunuh UMKM asal China.
Bahkan, katanya, aplikasi ini sudah menyerang pasar Amerika Serikat dan Eropa dengan subsidi harga yang mencapai 100%, atau konsumen hanya membayar biaya ongkos kirim.
"Temu ini aplikasi jahat dari China, yang kalau dibiarkan masuk [ke tanah air], maka UMKM kita sudah pasti mati. Ini barang langsung datang dari pabrik di China, kemudian tidak ada seller, tidak ada reseller, tidak ada dropshiper, dan tidak ada affiliator. Jadi tidak ada komisi berjenjang seperti yang e-commerce lainnya," kata Wientor dalam Diskusi Media di kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) Jakarta, Selasa (6/8/2024) lalu. (jas)