6 Miliarder Dunia yang Beralih ke Investasi Air, dari Michael Burry hingga Li Ka-shing! Ada Bill Gates Juga

Para miliarder melihat peluang di tengah ancaman ini.

MILIARDER DUNIA - Deretan miliarder global yang sudah investasi di sektor air/ ASET IST (kolase oleh avnmedia.id)

Di tengah ancaman krisis air global, segelintir orang terkaya di dunia mulai mengalihkan investasi mereka ke sektor yang tak pernah lekang oleh waktu: air.

AVNMEDIA.ID -  Jika sebelumnya pasar ramai membicarakan Bitcoin, minyak, atau tanah sebagai aset bernilai tinggi, kini “emas biru” mulai menjadi incaran baru para miliarder.

Air, yang dulu dianggap sebagai hak publik yang melimpah, perlahan berubah menjadi komoditas strategis dengan nilai ekonomi, sosial, dan politik yang sangat besar.

Fenomena ini bukan sekadar spekulasi.

Kelangkaan air bersih telah menjadi kenyataan di berbagai belahan dunia, dipicu oleh perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan eksploitasi lingkungan yang berlebihan.

Menurut PBB, lebih dari dua miliar orang kini hidup di wilayah yang mengalami tekanan tinggi terhadap ketersediaan air.

Sementara itu, Bank Dunia memperingatkan bahwa krisis air dapat menggerus pertumbuhan ekonomi hingga 6% di beberapa negara pada tahun 2050.

Para miliarder melihat peluang di tengah ancaman ini.

Mereka tidak hanya membeli saham perusahaan pengolahan air, tetapi juga menguasai sumbernya langsung—mulai dari lahan pertanian dengan hak air, akuifer raksasa, hingga perusahaan utilitas air yang melayani jutaan orang.

Langkah ini memunculkan pertanyaan besar: apakah di masa depan air akan tetap menjadi hak setiap orang, atau hanya dapat diakses oleh mereka yang sanggup membayar mahal?

Berikut enam miliarder dunia yang tercatat telah mengamankan investasinya di sektor air, dari Michael Burry yang terkenal lewat film The Big Short hingga konglomerat Asia, Li Ka-shing.

 1. Michael Burry – Sang Peramal Krisis 2008 yang Beralih ke Air

Michael Burry, investor legendaris yang memprediksi krisis perumahan 2008, kini mengalihkan fokus ke sektor air.

Alih-alih membeli air secara langsung, Burry memilih membeli lahan pertanian di wilayah kaya sumber air.

Strategi ini memberinya keuntungan ganda—hasil panen sekaligus akses ke sumber air yang nilainya terus naik.

2. Stewart & Lynda Resnick – Penguasa Kern Water Bank di California

Pasangan miliarder pemilik The Wonderful Company ini menguasai sebagian besar Kern Water Bank, salah satu fasilitas penyimpanan air bawah tanah terbesar di California dengan kapasitas hingga 500 miliar galon.

Jika terjadi krisis kekeringan, mereka dapat membeli air dalam jumlah besar melalui kontrak jangka panjang atau hak lahan yang mereka miliki. 

3. Bill Gates – Pemilik Lahan Pertanian Terbesar di AS

Bill Gates, pendiri Microsoft, tercatat sebagai pemilik lahan pertanian terbesar di Amerika Serikat dengan luas mencapai 242.000 acres.

Banyak dari lahan ini berada di wilayah dengan akses air strategis, yang membuka potensi besar sebagai investasi air di masa depan.

 

4. T. Boone Pickens – Menguasai Air di Ogallala Aquifer, Texas

Tokoh ternama di industri minyak ini juga melakukan investasi besar pada hak air di Texas, termasuk di Ogallala Aquifer—salah satu sumber air bawah tanah terbesar di dunia.

Hak ini memungkinkannya menarik hingga 200.000 acre-feet air (sekitar 65 miliar galon) per tahun.
Sumber: institutionalinvestor.com, Black Coral Inc

5. George H.W. Bush & Keluarga – Mengamankan Air di Amerika Selatan

Mantan Presiden AS George H.W. Bush dan keluarganya dilaporkan membeli hampir 300.000 acres lahan di atas Guaraní Aquifer—sumber air bawah tanah terbesar di Amerika Selatan.

Langkah ini dinilai sebagai strategi jangka panjang untuk mengendalikan akses air di kawasan tersebut.

6. Li Ka-shing – Akuisisi Northumbrian Water di Inggris

Konglomerat asal Hong Kong ini, melalui perusahaannya Cheung Kong Infrastructure, mengakuisisi Northumbrian Water senilai sekitar 3,9 miliar dolar AS.

Perusahaan ini melayani sekitar 2,6 juta orang di Inggris Timur Laut, memberikan Li Ka-shing posisi strategis dalam industri utilitas air di Eropa.

Air: Investasi Masa Depan yang Diperebutkan

Kelangkaan air bersih diperkirakan akan semakin parah akibat perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan degradasi lingkungan.

Para miliarder yang berinvestasi di sektor ini bukan hanya mengamankan keuntungan finansial, tetapi juga potensi kendali atas sumber daya vital dunia.

Pertanyaannya, di masa depan, apakah air akan tetap menjadi hak publik atau sepenuhnya menjadi aset privat yang hanya dikuasai segelintir orang?

Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan apakah kita akan hidup di dunia yang adil dalam mengelola sumber daya alam, atau justru di masa depan di mana segelintir pihak menguasai kebutuhan dasar miliaran manusia. (jas)

 

Related News
Recent News
image
Business FedEx Luncurkan AI Kepabeanan di Asia Pasifik! Percepat dan Permudah Pengiriman Global
by Adrian Jasman2025-08-14 15:13:55

FedEx hadirkan Customs AI & pencarian kode HTS di Asia Pasifik untuk pengiriman global lebih cepat.

image
Business Monash University Indonesia Luncurkan Program PhD Ariel Liebman RACE for 2030 untuk Dukung Transisi Energi Bersih
by Adrian Jasman2025-08-14 14:50:48

Monash University hadirkan inovasi riset dan pendidikan untuk masa depan berkelanjutan di Indonesia.