SCG Indonesia

SCG Siapkan Empat Strategi Bisnis untuk Hadapi Perang Dagang Global

BICARA - Thammasak Sethaudom, President & CEO, SCG/ HO to Avnmedia.id

AVNMEDIA.ID - Ketegangan perdagangan dunia kembali meningkat setelah Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal terhadap negara-negara yang memiliki defisit neraca dagang besar dengan AS, termasuk Indonesia.

Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global dan memicu penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, yang kini direvisi oleh International Monetary Fund (IMF) menjadi 2,8% pada tahun ini.

Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena imbas, dengan ancaman tarif sebesar 32% untuk produk ekspornya ke AS. Meski tarif tersebut ditangguhkan selama 90 hari sejak 9 April 2025 demi membuka ruang negosiasi, tekanan tetap terasa.

IMF pun menyesuaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% untuk 2025 dan 2026, lebih rendah dari estimasi sebelumnya sebesar 5,1% yang dirilis awal tahun.

Dampak terhadap Operasi SCG

Perusahaan konglomerat asal Thailand, SCG, yang memiliki operasi di sejumlah negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, menilai situasi ini dapat berdampak langsung maupun tidak langsung pada bisnisnya.

Meskipun kontribusi ekspor SCG ke AS hanya sekitar 1% dari total pendapatan pada 2024—sehingga dampak langsung masih minim—potensi efek lanjutan bisa muncul bila negosiasi antara AS dan negara-negara mitra dagang tidak membuahkan kesepakatan sebelum masa penangguhan tarif berakhir.

Peluang di Tengah Krisis

Thammasak Sethaudom, Presiden dan CEO SCG, menyatakan bahwa meskipun ketegangan dagang menciptakan tantangan, tetap ada peluang yang bisa dimanfaatkan. Di antaranya adalah penurunan harga minyak dunia serta permintaan yang stabil terhadap produk bernilai tambah, ramah lingkungan, dan berkualitas namun terjangkau di beberapa pasar.

Empat Strategi SCG Menghadapi Ketidakpastian Global

Untuk menanggulangi pasar yang tidak stabil, SCG mengerahkan strategi untuk menghadapi perang dagang global.

1. Menekan biaya untuk bersaing dengan produsen global dalam menghadapi persaingan dari produk berbiaya rendah yang diimpor dari negara lain. 

2. Memperluas portofolio produk untuk memenuhi permintaan di seluruh segmen pasar dengan mengembangkan produk yang menjawab kebutuhan pasar dalam kategori Produk Bernilai Tambah Tinggi (HVA Products), Produk Ramah Lingkungan (Green Products), serta Produk Berkualitas dengan Harga Terjangkau (Quality Affordable Products/QAP).

3. Memasuki pasar-pasar baru yang memiliki potensi tinggi dengan memperluas ekspor produk seperti SCG Low Carbon Cement ke pasar-pasar baru yang menunjukkan permintaan tinggi.

4. Membangun keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan basis produksi yang terdiversifikasi di seluruh ASEAN, termasuk secara strategis mengalihkan produksi dan ekspor ke negara-negara yang menghadapi tarif impor AS yang lebih rendah. Sebagai contoh, produk kemasan milik SCGP dapat diproduksi dan diekspor dari Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina.

PRODUK - Untuk memenuhi permintaan di seluruh segmen pasar, SCG memperluas portofolio produk yang menjawab kebutuhan pasar/ HO to Avnmedia.id

 

Dukungan untuk UMKM dan Perekonomian Lokal

SCG juga berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang paling rentan terhadap gejolak ekonomi global. Melalui program GESARI (Gerakan Desa Berdikari), perusahaan telah membantu lebih dari 70 UMKM di Indonesia untuk memperkuat kapasitas bisnis mereka.

Warit Jintanawan, Country Director SCG Indonesia, mengatakan, “Kami percaya bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Melalui GESARI, kami ingin memperluas dukungan agar UMKM bisa tetap tangguh di tengah situasi global yang menantang, sekaligus berkontribusi dalam memperkuat ekonomi nasional.” (jas)

Related News
Recent News
image
Business TeamViewer Rilis TeamViewer ONE, Platform Digital Workplace Terpadu Berbasis AI
by Adrian Jasman2025-05-24 11:58:48

TeamViewer ONE dirancang untuk merespons kompleksitas operasional akibat sistem TI yang terfragmentasi, serta meningkatnya kebutuhan akan model kerja hibrida.

image
Business VinFast Ada Niat Investasi di NTB, Bikin Pabrik Kedua usai Subang?
by Adrian Jasman2025-05-23 13:30:28

Langkah VinFast merambah NTB merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta pada awal Maret 2025 lalu.